KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan kekuatan kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Team Work”
tepat pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perilaku Organisasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca.
Mataram,
01 April 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa
membutuhkan orang lain. Meskipun hidup berkecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan
fisik yang cukup, ia akan selalu membutuhkan lingkungan dimana dia bisa
berbagi, saling memberi support dan
bergotong royong. Manusia tidak
hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, atau hiburanatau kesenian, tetapi
juga kebersamaan. Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup lebih terarah,
dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan
dengan kebersamaan hidup akan lebih berfaidah.
Dalam definisi singkat, teamwork
merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku dalam sebuah tim. Sehingga
tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun cara
kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan membuat
sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu
ditumbuhkan sikap positif di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk
saling mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan
kepada anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan
pencapaian yang diperoleh dari setiap anggota tim.
Sebuah teamwork
akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat diperlukan
adanya kerjasama yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam
keorganisasian. Makalah ini akan membahas definisi teamwork, manfaat dan fungsi teamwork, jenis teamwork, perbedaan tim kerja dan kelompok kerja, peranan tim
kerja, tahap perkembangan teamwork,
dan dimensi dalam tim kerja.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi teamwork ?
2.
Apa saja jenis teamwork ?
3.
Apa
saja ciri-ciri teamwork yang efektif?
4.
Apa perbedaan tim kerja dan
kelompok kerja ?
5.
Apa saja peranan tim kerja ?
6.
Bagaimana tahap perkembangan teamwork ?
7.
Apa saja dimensi dalam tim kerja ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui definisi teamwork.
2.
Mengetahui jenis teamwork.
3.
Ciri-ciri teamwork yang efektif.
4.
Mengetahui perbedaan tim kerja dan
kelompok kerja.
5.
Mengetahui peranan tim kerja.
6.
Mengetahui tahap perkembangan teamwork.
7.
Mengetahui dimensi dalam tim
kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Teamwork
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work
atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang
saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan
peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan
bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan
pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah
tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan
pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli
dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang
dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling
mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan
pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun
dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan
dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari
latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan.
Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim
di atas segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu
sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan
dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal
ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta
dukungan antara sesama anggota team.
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan
berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang
mapan, selain
itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh anggota
kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat teamwork lebih menguntungkan
jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
Teamwork dapat
didefinisikan sebagai kumpulan
individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Kumpulan
individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta
saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan
orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu
merupakan sebuah teamwork. Terlebih
lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di
dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok. Beberapa
isu di dalam tim :
1. Adanya tugas (task) dan masalah-masalah yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi
perhatian team.
2.
Proses yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau
aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses
interaksi di dalam team, dan lain-lain
Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :
1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan
meningkatkan motivasi team dalam
pelaksanaanya.
2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team
dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja
B.
Manfaat
dan Fungsi Teamwork
Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu
antara lain dapat merubah sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat
turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan , merundingkan dan bernegoisasi.
1. Manfaat Bekerja Dalam Tim
a) Bagi Organisasi Tim
(1) Meningkatkan produktivitas kerja.
(2) Meningkatkan kualitas kerja.
(3) Meningkatkan mentalitas kerja.
(4) Meningkatkan kemajuan organisasi.
b) Bagi Anggota Tim
(1) Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung
bersama.
(2) Sebagai media aktualisasi diri.
(3) Stres atau beban kerja berkurang.
2. Tujuan Bekerja Dalam Tim
a) Kesatuan Tujuan
Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi
dan program kerja.
b) Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau
pekerjaan secara cepat,cermat dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
c) Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas,
memiliki keterampilan yang memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki
komunikasi yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan
yang tepat.
C.
Jenis Teamwork
Menurut
Daft (2000) jenis teamwork terdiri
dari enam jenis, yaitu:
1. Tim
Formal
Tim
formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari
struktur organisasi formal.
2. Tim
Vertikal
Tim vertikal
adalah sebuah tim
formal yang terdiri
dari seorang manajer
dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.
3. Tim
Horizontal
Tim
horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari
tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area keahlian yang
berbeda.
4. Tim
dengan Tugas Khusus
Tim
dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar organisasi formal
untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5. Tim
Mandiri
Tim
Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh orang pekerja
dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan
sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang
annggota terpilih.
6. Tim
Pemecahan Masalah
Tim
pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas karyawan yang
dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk
mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
D. Model
Efektifitas Team Work
Efektifitas tim kerja didasarkan
pada dua hasil – hasil produktif dan kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan
dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan pribadi para anggotanya dan
kemudian mempertahankan keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif
berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti yang didefinisikan
oleh tujuan – tujuan tim. Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas tim
yaitu konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan system
penghargaan. Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi tim.
Karakteristik – karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal tim, yang
kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan
mengatur tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan, norma – norma, dan konflik
supaya dapat membangun tim yang efektif. Berikut adalah
ciri-ciri tim yang efektif :
1.
Tujuan yang sama
Jika semua anggota tim mendayung ke
arah yang sama, pasti kapal yang didayung akan lebih cepat sampai ke tempat
tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda,
berlawanan, ataupun tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana
harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota tim
Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke
arah mana harus mendayung.
2.
Antusiasme yang tinggi
Pendayung
akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme yang tinggi.
Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan:
anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi
kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri,
sehingga kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal.
3.
Peran dan tanggung jawab yang jelas
Jika semua ingin menjadi pemimpin,
maka tidak akan ada yang mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin menjadi
pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando
untuk kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus
mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah
agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang
tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.[1][2]
4.
Komunikasi yang efektif
Dalam
proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim.
Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim
tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan, jangan
berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan berikan informasi yang mereka
perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan
ataupun menyelesaikan suatu tugas, jangan berasumsi mereka tahu, melainkan
informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara melakukannya. Komunikasi juga
perlu dilakukan secara periodik untuk tujuan monitoring (misalnya: sudah
seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya: apakah ada
kesalahan yang perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang telah
ditentukan).
5.
Resolusi Konflik
Dalam mencapai tujuan mungkin saja
ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber
kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa
dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang
berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang
memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah tujuan. Jika terjadi
konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang tidak ditangani
secara langsung akan menjadi seperti kanker yang menggerogoti semangat tim.
Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
6.
Shared power
Jika
ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan
sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur,
maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan membuat tim
menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan kesempatan untuk
menjadi ”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian
dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut
bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan bersama.
7.
Keahlian
Bayangkan
sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis suara saja: sopran saja,
tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan monoton.
Bandingkan dengan paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai jenis
suara yang berbeda (sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan
pasti akan lebih harmonis.
Demikian
pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai
keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai
keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan
menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian
yang berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and memperkaya keahlian
masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa yang
menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi positif
bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang
diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa menambah
semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus berprestasi. Apresiasi tidak
harus diberikan dalam bentuk uang. ”Saya sangat menghargai ketulusan Anda
membantu pelanggan memilih produk kita yang paling tepat untuknya,” merupakan
satu bentuk apresiasi sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk
apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya: promosi, bonus dalam berbagai
bentuk (wisata keluarga yang dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila
perusahaan, beasiswa bagi anak). Sikap dan pikiran positif. Dengan menggunakan
kacamata hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih redup. Dengan menggunakan
kacamata kehijauan, dunia pun terlihat bernuansa hijau. Demikian pula dengan
”kacamata” sikap dan pikiran yang positif, dunia di sekitar Anda akan terlihat
positif. Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena kesulitan
bukanlah masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani.
Sikap dan pikiran yang positif merupakan modal utama sebuah tim.
8.
Evaluasi
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui
sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan waktu
sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik
selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi
lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi
juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang
lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset
pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan
yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting.
E.
Perbedaan
Tim Kerja dan Kelompok Kerja
Kelompok
dengan tim dalam dunia masyarakat dianggap sebagai hal yang sama bahkan sulit
untuk dibedakan, seseorang dapat dikatidakan sebagai kelompok apabila antara
dua orang atau lebih saling berinteraksi dengan tidak kolektif serta tidak
menghasilkan energi yang positif.
Jadi,
sebenarnya kelompok dan tim bukanlah hal yang sama.
Apabila kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang
berinteraksi dan tergantung yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu, maka
kelompok kerja adalah kelompok yang berinteraksi terutama untuk berbagi
informasi dan membuat berbagai keputusan untuk membantu
setiap anggota bekerja didalam area tanggung jawabnya.
Kelompok
kerja tidak mempunyai kebutuhan atau kesempatan untuk terlibat dalam kerja
kolektif yang membutuhkan usaha yang sama. Kinerja mereka hanya merupakan
gabungan akhir dari kontribusi individual setiap anggota kelompok. Tidak ada
sinergi positif yang bisa menciptidakan seluruh tingkat kinerja yang lebih
tinggi daripada jumlah masukan.
Sedangkan
tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha
individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada
jumlah masukan individual. Definisi ini membantu menjelaskan mengapa ada begitu
banyak organisasi yang akhir-akhir ini menyusun ulang proses kerja seputar tim.
Manejemen mencari sinergi positif yang memungkinkan organisasi mereka untuk
meningkatkan kinerja. Penggunaan tim secara ekstensif (luas) menghasilkan
potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar
tanpa peningkatan masukan. Namun, perhatikan apa yang kita sebut ‘potensi’. Tidak ada yang dengan sendirinya
membuat berbagi tim yang memastikan pencapaian sinergi positif.. Hanya semata-mata
menyebut sebuah kelompok sebagai tim tidak otomatis meningkatkan kinerjanya.
Tim yang efektif memiliki berbagai
karakteristik umum. Apabila ingin mendapatkan peningkatkan kinerja organisasi
dengan menggunakan tim, menejemen harus memastikan bahwa tim-timnya memiliki
karakteristik-karakteristik.
Perbedaan antara kelompok kerja dengan tim kerja dapat
digambarkan dengan skema berikut :
Sementara itu, penulis lain seperti Laurie J.
Mullins membedakan kelompok
dan tim berdasarkan enam variabel yaitu : Ukuran, Seleksi,
Kepemimpinan, Persepsi, Gaya, dan Semangat. Penjelasan perbedaan secara lengkap terdapat dalam tabel berikut
:
Tabel 1. Variabel Perbedaan Kelompok
dengan Tim
Variabel
|
Tim
|
Kelompok
|
Ukuran
|
Terbatas
|
Medium dan besar
|
Seleksi
|
Krusial
|
Imaterial
|
Kepemimpinan
|
Berbagi atau dirotasi
|
Solo
|
Persepsi
|
Pemahaman pengetahuan saling
melengkapi
|
Fokus pada pemimpin
|
Gaya
|
Peran koordinasi yang tersebar
|
Konvergensi,konformisme
|
Semangat
|
Interaksi dinamis
|
Kebersamaan mengalahkan musuh
|
F.
Peranan Tim Kerja
Peranan
tim secara umum yaitu menggunakan
kemampuan dan keahlian unik mereka yang bebas dari berbagai pembelajaran
akademis (misalnya kemampuan mengkoordinasi, kreatifitas, komunikatif). Sembilan peran tim yang harus dipenuhi yaitu:
1.
Pencipta-pembaharu (creator-inovator)
Orang
yang mempunyai imajinatif tinggi baik dalam memprakarsai gagasan atau konsep,
dengan ciri tidak tergantung, suka bekerja sendiri, cara dan gaya kerja
tersendiri, pengaturan waktu menurut selera mereka sendiri.
2.
Penjelajah-promotor (Explorer-promoter)
Orang
dalam kelompok ini senang mengambil gagasan baru dan memperjuangkan kasus, menemukan sumberdaya untuk mempromosikan gagasannya. Kelemahan orang dalam kelompok ini: tidak selalu sabar dalam
mengendalikan ketrampilan untuk
memastikan gagasan ditindaklanjuti secara rinci.
3. Penilai-pengembang
(assessor-developer)
Individu
dalam kelompok ini mempunyai ketrampilan analisis yang kuat, paling baik jika
mereka diberi kesempatan untuk mengevaluasi dan menganalisis sebelum diambil
suatu keputusan.
4. Pendorong-pengorganisasi
(Thruster-organizer)
Individu
dalam kelompok ini suka menyusun prosedur operasi untuk mengubah gagasan
menjadi kenyataan dan menyelesaikan urusan, mereka menentukan tujuan, menegakan
rencana, mengorganisasi orang, dan menegakan sistem untuk menjamin dipatuhinya
batas waktu (deadlines).
5. Penyimpul-penghasil
(Concluder-producer)
Individu
dalam kelompok ini peduli akan hasil, peran mereka memfokuskan pada diataatinya batas waktu dan memastikan
bahwa semua komitmen ditindak lanjuti.
Mereka bangga akan hasil keluaran secara teratur dan sesuai standar.
6. Pengawas-pemeriksa
(controller-Inspector)
Individu
dalam kelompok ini sangat mempedulikan penegakan dan mempedulikan penegakan dan
memperkuat aturan dan prosedur. Mereka menguji rincian dan memastikan agar menghindari
ketidaktepatan, mereka mengecek semua fakta dan angka, mereka menginginkan
semua hal lengkap dan sempurna.
7. Pemerkuat-penasehat
(upholder-maintainer)
Pemerkuat-pemelihara
penting, karena memberi kemamntapan Tim. mereka akan membela dan bertempur demi
tim melawan orang luar.
8. Pelapor-penasehat
(reporter-adviser)
Individu
dalam kelompok ini mendengarkan dengan baik, dan cenderung tdak menekankan
titik pandangnya kepada orang lain. Mereka cenderung mendapatkan informasi
sebelum mengambil keputusan.
9. Penaut
(linker)
Peran
ini tumpang tindih dengan yang lain, peran ini dapat dimainkan oleh peran-peran
sebelumnya. Penaut mencoba memahami semua pandangan, mereka sebagai koordinator
dan integrator, mereka tidak menyukai ekstriman, mereka mencoba membina kerja
sama di antara semua anggota tim, mereka memadukan sumbangan anggota tim dan
aktivitas meskipun mungkin ada perbedaan.
F.
Tahap Perkembangan Teamwork
Ada
empat tahap perkembangan tim, yaitu :
1. Undevelopment
Tahap
undevelopment ini adalah tahap yang
paling sering dijumpai pada suatu organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini
adalah :
a) Terlihat
sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak bersepakat
tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain dalam rapat
atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan bukan diskusi. Gagasan yang
sebenarnya bersifat membangun, tidak mereka utarakan. Mereka tidakut jika
‘gagasan itu’ akan mengganggu keseimbangan organisasi.
b) Tidak
melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk
membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang
sibuk dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua
keputusan. Sehingga roda organisasi menggelinding sesuai aturan dan prosedur
dari atasannya. Perlu diketahui disini bahwa banyak tim yang tidak efektif
menunjukkan ciri-ciri di atas, dan biasanya terjadi jika atasan memiliki
kearifan, energi dan waktu untuk membuat semua keputusan. Ini bukan kerjasama
kelompok yang benar, karena dengan cara ini kekuatan yang ada didalam tim tidak
dimanfaatkan sehingga lebih terpusat pada pemimpinnya.
2. Experimenting
Tahap
ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau ulang metode
operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji
coba. Mereka berani menghadapi berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang
belum dikenal.
Pada
tahap perkembangan ini, bahwa berbagai masalah dihadapi dan dibahas secara
lebih terbuka serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang lebih luas
sebelum membuat suatu keputusan. Contohnya yaitu, suatu permasalahan pribadi
dibicarakan secara terbuka, perasaan individu dipertimbangkan dan diselesaikan
sampai tuntas.
Pada
tahap ini walaupun tim telah menjadi lebih terbuka dan mempunyai potensi untuk
menjadi lebih efektif, masih kurang untuk disebut sebagai tim yang efektif yang
menghasilkan keuntungan.
3. Consolidating
Setelah
berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai memiliki
kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya.
Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode.
Aturan dan cara kerja yang kaku diubah dengan aturan baru yang disepakati
bersama, dimana setiap anggota memiliki peran agar tujuan dapat dicapai. Walau
hubungan antar pribadi telah mejadi lebih erat, mereka sadar akan pentingnya
aturan-aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
Bukti
nyata dari tahap ini adalah cara untuk mencapai suatu keputusan, yaitu adanya
kejelasan tujuan dari aktivitas atau tugas, adanya penetapan sasaran,
pengumpulan informasi yang dibutuhkan, adanya kemauan memikirkan kemungkinan
yang ada pada tim, adanya perencanaan rinci mengenai apa yang harus dilakukan,
kemauan meninjau kembali hasil kerja dan menggunakannya sebagai dasar untuk
memperbaiki cara kerja di masa yang akan datang. Hubungan antar pribadi yang
lebih baik pada tahap 2 ini tetap dipertahankan, tetetapi mereka membangun
aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
4. Mature
Setelah
mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi terbentuknya
suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan hubungan pribadi
pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3 merupakan modal
dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.
Fleksibilitas
menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan memiliki prosedur kerja yang
berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir untuk mempertahankan posisi mereka. Tim
mengenali tipe kepemimpinan yang dibutuhkan saling percaya, jujur, terbuka dan
pemimpin mengenali kebutuhan untuk melibatkan anggotanya.
Saling
percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi maupun review
berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup tim. Tim akan selalu bersedia
untuk membantu tim lain yang mengalami kesulitan maupun yang belum sampai ke
tahap mereka. Tetetapi lebih dari itu, tim ini adalah tempat yang menyenangkan
dan membawa hasil.
G.
Dimensi
Dalam Tim Kerja
Michael West memaparkan, ada dua
dimensi dari fungsi tim, yaitu tugas yang harus diemban oleh tim dan
faktor-faktor sosial yang mempengaruhi bagaimana para anggotanya merasakan tim
sebagai sebuah unit sosial. Tugas yang harus diemban tim yaitu menjalankan
seluruh program pelayanan yang sesuai dengan aturan organisasi yang baik, di
mana dalam setiap tugas kerja selalu ada tujuan, strategi, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi. Semua akan efektif jika dikerjakan dalam sebuah tim
kerja. Tetetapi tim kerja merupakan satu unit sosial yang mempengaruhi kerja
tim. Dengan perkataan lain, di dalam tim terdapat interaksi sosial yang unik
dan kompak.
Tim terdiri atas kumpulan individu
yang memiliki perbedaan emosi, sosial, dan berbagai kebutuhan manusia, yang
membuat tim secara keseluruhan dapat membantu atau bahkan membuat frustrasi.
Hal ini disebabkan tim bukan saja berkumpul dan menjalankan tugas organisasi,
tetetapi ada yang penting dan perlu mendapatkan perhatian, yakni relasi sosial
dalam kebersamaan mereka sebagai sebuah tim kerja. Relasi antarpribadi yang
akrab dan terbuka untuk bekerja dengan satu hati, satu pikiran dan satu
kehendak, akan menolong tim kerja berjalan dengan efektif. Empat dimensi tim
yang efektif :
1.
Dimensi Personal
a.
Tim yg efektif memiliki
komitmen yg dalam satu dengan yang lain.
b.
Segenap tim saling menularkan
anthusiasme.
c.
Setiap orang rindu
memberi kontribusi demi mencapai tujuan bersama.
2.
Dimensi Relational
a.
Tim yang efektif berkomunikasi
secara terbuka dan jujur.
b.
Mereka berkolaborasi
dengan kesediaan untuk saling melengkapi demi mencapai tujuan bersama.
c.
Mereka memanage konfliks
secara bijak.
3.
Dimensi Strategis
a.
Tim yang efektif fokus
kepada visi yg menjadi pendorong untuk terus maju bersama.
b.
Mereka menyepakati dan
mengikuti sasaran yang jelas.
4.
Dimensi Proses
a.
Tim yang efektif sangat
terbuka terhadap perubahan.
b.
Mereka memiliki
kesadaran yang kuat akan keterkaitan segenap anggota tim.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fungsi dari tim yaitu dapat merubah sikap, perilaku,
dan nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan anggota tim.
Sedangkan manfaat bekerja dalam tim yaitu untuk pengambilan keputusan,
merundingkan, dan bernegosiasi. Tujuan bekerja dalam tim agar anggota memiliki
visi dan misi yang sama dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara
efesiensi dan efektif. Perbedaan antara
kelompok dan tim kerja yaitu kelompok tidak menghasilkan sinergy positif yang
bisa menciptidakan seluruh tingkat kinerja yang lebih tinggi dari jumlah
masukan sedangkan tim kerja menghasilkan sinergy positif melalui usaha yang
terkoordinasi dalam menghasil satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada
jumlah masukan individual.
Tim yang efektif memiliki berbagai
karaketiristik umum. Apabila peningkatan kinerja organisasi dengan menggunakan
tim, manajemen harus memastikan bahwa tim-timnya memiliki
karakteristik-karakteristik. Dalam Tim kerja harus mempunyai Sembilan peranan
yaitu
1. Pencipta-pembaharu
2. Penjelajah-Promotor
3. Penilai-Pengembang
4. Pendorong-Pengorganisasi
5. Penyimpul-penghasil
6. Pengawas-Pemeriksa
7. Pemerkuat-Penasehat
8. Pelapor-Penasehat
9. Penaut
Michael West memaparkan, ada dua dimensi dari
fungsi tim, yaitu tugas yang harus diemban oleh tim dan faktor-faktor sosial
yang mempengaruhi bagaimana para anggotanya merasakan tim sebagai sebuah unit
sosial.
B.
Saran
1. Meskipun
teamwork menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan organisasi,
namun masih diperlukan adanya kerjasama
yang baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.
2. Teamwork tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan
gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan
potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif.
Oleh karena itu, perbedaan cara kerja dalam tiap anggota tim harus ditanggapi
dengan positif.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P (2008), Organizational Behavior, Concept, and Application, 12th
Edition, Prentice Hall, USA.
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2013/01/tahap-tahap-perkembangan-kelompok.html [Diakses 10 April 2013]
http://managementfile.com/journal.php?id=211&sub=journal&page=strategic [Diakses 10 April 2013]
http://ririndwi19.blogspot.com/2011/12/manfaat-dan-tujuan-bekerja-dalam-tim.html [Diakses 10 April 2013]
http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kelompok-dan-tim-dalam-organisasi.html [Diakses 10 April 2013]
http://www.leadership-park.com/new/more-about-u/tahap-tahap-perkembangan-tim.html [Diakses 10 April 2013]