BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi ? Pertanyaan ini
kerap dilontarkan oleh mereka yang perhatian terhadap kajian fenomena
komunikasi maupun mereka yang tertarik pada gejala-gejala keorganisasian. Dalam
kenyataan masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses pengorganisasian.
Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada
membangun budaya organisasi, yaitu nilai dan kepercayaan yang menjadi titik
pusat organisasi. Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam
rangka membentuk saling pengertian (mutual understanding) . Pendek kata agar
terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pengalaman.
Rumusan Masalah
1. Mendefinisikan komunikasi dan menyebutkan keempat fungsi komunikasi
2. Mendeskripsikan proses komunikasi
3. Membandingkan ketiga jenis umum jaringan kerja kelompok kecil
4. Menyebutkan rintangan-rintangan yang biasanya menghambat komunikasi
yang efektif
5. Mengidentifikasi isu-isu terbaru komunikasi
Tujuan
Tujuan dari makalah yang
berjudul ”Komunikasi” adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Perilaku
Organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi merupakan proses
penyampaian informasi yang akurat dan pemahaman atas informasi dari suatu unit
(pengirim) ke unit yang lain (penerima) tidak hanya vital dalam perumusan
tujuan organisasi, tetapi juga merupakan peralatan dan sarana penting melalui
kegiatan organisasi.
Komunikasi adalah satu usaha praktek dalam mempersatukan pendapat-pendapat,
ide-ide, persamaan pengertian dan persatuan kelompok.
Aktifitas komunikasi memiliki ruang lingkup
yang sangat luas. Apabila kajian komunikasi dihubungkan dengan organisasi
timbul suatu kajian tentang komunikasi organisasi. Organisasi merupakan salah
konteks penting dalam komunikasi.
B.
Fungsi-fungsi Komunikasi
Komunikasi menjalankan empat fungsi
utama dalam organisasi atau perusahaan yaitu:
1.
Pengendalian
Fungsi komunikasi ini untuk mengendalikan perilaku
anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis
panduan formal yang harus dipatuhi oleh pegawai.
Bila pegawai, misalnya, diminta untuk terlebih dahulu
mengkomunikasikan setiap keluhan yang berkaitan dengan pekerjaan ke atasan
langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya, atau sesuai dengan kebijakan
perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi pengendalian. Namun komunikasi
informal juga mengendalikan perilaku.
2.
Motivasi
Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan ke
para pegawai apa yang harus dilakukannya.
Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat
dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar.
3.
Pengungkapan
emosi
Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok atau
organisasi merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan
kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan
ungkapan emosi perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
4.
Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan dan kelompok untuk
mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi
pilihan-pilihan alternatif.
C. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah langkah-langkah di
antara seorang sumber dan penerimanya yang menghasilkan transfer dan pemahaman
makna. Pesan tersebut disampaikan dari seorang pengirim kepada seorang
penerima. Ia disandikan dengan cara diubah menjadi suatu bentuk simbolis dan
dialihkan melalui perantara (saluran) kepada penerima, yang lalu menerjemahkan
ulang (membaca sandi ) pesan yang diberikan pengirim.
1) Pengirim pesan (sender) dan isi pesan
/ materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada
seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai
dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau
diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan
akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
2) Simbol / isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga
pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan
pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan (tangan, kepala, mata dan
bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk,
mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3) Media / penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti : TV, radio, surat kabar,
papan pengumuman, telepon, dan lainnya. Pemilihan ini dapat dipengaruhi oleh
isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan dan situasi.
4)
Mengartikan kode / isyarat
Setelah pesan diterima melalui indera
(telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan
simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti atau dipahaminya.
5)
Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat
memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code atau isyarat tanpa
mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim
6)
Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang
berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa
balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si
penerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk
mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat.
Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan
penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya
merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan
sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak balikan yang
diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap
perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku
penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat
untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan
membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan,
juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7)
Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses
komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada
setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal
yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan
pesan yang diterimanya.
D. Arah Komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins (2006),
komunikasi dapat mengalir secara vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal
dapat dibagi menjadi arah ke bawah dan ke atas.
A.
Ke Bawah
Komunikasi ke bawah yaitu komunikasi
yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau organisasi ke tingkat yang
lebih bawah. Misalnya para manajer yang berkomunikasi dengan para bawahannya.
Pola ini biasanya digunakan oleh para manajer atau pemimpin kelompok untuk
menetapkan sasaran, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan kebijakan
dan prosedur ke bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian, dan
mengemukakan umpan balik tentang kinerja.
B.
Ke Atas
Komunikasi ke atas yaitu komunikasi
yang mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi.
Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik ke atasan,
menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran, dan menyampaikan
masalah-masalah yang dihadapi. Komunikasi ke atas menyebabkan para manajer
menyadari perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya, rekan sekerjanya, dan
organisasi secara umum. Dengan komunikasi ke atas juga manajer dapat
mendapatkan gagasan untuk memperbaiki kondisi yang dihadapi.
C.
Lateral (Horizontal)
Komunikasi horizontal yaitu
komunikasi yang terjadi antara anggota kelompok kerja yang sama, baik antar
sesama pekerja ataupun antar sesama manajer. Komunikasi horizontal berfungsi
untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi. Dalam beberapa kasus, hubungan
horizontal ini memberlakukan sanksi formal. Seringkali hubungan ini diciptakan
secara informal utuk mempersingkat hierarki vertical dan mempercepat tindakan.
E. Jenis-Jenis Komunikasi
1. Komunikasi Antar Pribadi
Menurut Stephen P. Robbins,
komunikasi antar pribadi dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
a)
Komunikasi lisan
b)
Komunikasi tertulis
c)
Komunikasi non verbal disebut juga
komunikasi dengan bahasa tubuh
Dari ketiga jenis komunikasi yang
disebutkan Robbins, komunikasi lisan dan komunikasi tulisan dapat disebut
sebagai komunikasi verbal. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa :
·
Vocabulary (perbendaharaan
kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan
kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam
berkomunikasi.
·
Racing (kecepatan). Komunikasi akan
lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak
terlalu cepat atau terlalu lambat.
·
Intonasi suara: akan mempengaruhi
arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila
diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak
proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
·
Humor: dapat meningkatkan kehidupan
yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat
membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan
psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan
dalam berkomunikasi.
·
Singkat dan jelas. Komunikasi akan
efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok
permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
·
Timing (waktu yang tepat) adalah hal
kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang
bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar
atau memperhatikan apa yang disampaikan.
a)
Komunikasi Lisan
Sarana utama satu individu melakukan
komunikasi dengan individu lainnya adalah melalui lisan dengan cara berbicara,
berpidato, mengobrol, diskusi kelompok dan lain sebagainya. Salah satu
keuntungan dari komunikasi lisan adalah kecepatan dalam umpan balik yang
dihasilkannya. Pesan verbal dapat disampaikan dan tanggapan diterima dalam
waktu yang relatif singkat. Jika penerima merasa tidak yakin dengan pesan itu,
umpan balik yang cepat memungkinkan deteksi dini oleh pengirim dan karenanya
memungkinkan koreksi dini.
Disamping memilik keuntungan diatas,
komunikasi dengan lisan pun memiliki kerugian. Kerugian terbesar dari
komunikasi lisan yang muncul dalam organisasi adalah ketika pesan yang
disampaikan harus melewati sejumlah orang. Semakin banyak orang yang dilewati
oleh pesan itu maka semakin besar pula kemungkinan pesan tersebut mengalami
distorsi. Dalam organisasi, dimana setiap keputusan dan komunikasi lainnya
disampaikan dari atasan kepada bawahan secara verbal melalui lisan maka hal ini
memungkinkan untuk terjadinya distorsi pada pesan tersebut.
b)
Komunikasi Tulisan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita
sudah terbiasa melakukan komunikasi secara tertulis. Diantara media yang sering
digunakan untuk melakukan komunikasi tertulis ini diantaranya memo, surat,
email, fax, sms, laporan berkala organisasi, pengumuman di papan, bulletin dan
alat-alat lain yang dikirimkan via kata-kata secara tertulis.
Salah satu keuntungan penggunaan
komunikasi tulisan ini adalah karena komunikasi tulisan ini berwujud dan dapat
dibuktikan atau dapat dijadikan sebagai bukti. Umumnya, baik pengirim maupun
penerima memiliki catatan komunikasi. Pesan dapat disimpan dalam waktuyang
lama. Jika ada pertanyaan mengenai isi pesan tersebut, maka secara referensi
dicatat dan dapat dijadikan rujukan untuk referensi selanjutnya.
Kelebihan seperti ini tentu saja
merupakan keuntungan tersendiri bagi sebuah organisasi. Misalnya saja pesan ini
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh anggota dari oragisasi tersebut selama
beberapa bulan. Dengan menyampaikannya secara tertulis, maka ini dapat
dijadikan pedoman selama tenggat waktu tertentu atau selama tugas dan tujuan
tersebut belum tercapai.
Manfaat lain dari komunikasi
tertulis/tulisan ini muncul dari prosesnya sendiri. Biasanya kita akan lebih
cermat dan lebih teliti terhadap kata/pesan yang ditulis daripada kata/pesan
yang disampaikan melalui lisan. Dengan demikian komunikasi tertulis ini lebih
memungkinkan untuk dapat difikirkan dengan baik, logis, dan jelas.
Selain mempunyai kelebihan seperti
telah diutarakan diatas, pesan tertulis juga mempunyai kekurangan. Pesan
tertulis dapat memakan waktu yang relatif lebih lama daripada pesan yang
disampaikan melalui lisan. Dengan demikian meskipun menulis jauh lebih akurat
tetapi menulis juga dapat memakan waktu yang relatif lama. Kemudian dalam
komunikasi tulisan/tertulis juga, umpan baluk yang diterima relatif lebih lama
daripada komunikasi lisan.
c)
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah
penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada
komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal :
a. Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan
komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk
berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya
jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan
kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata
juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal
mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa
pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang
atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang
berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur
tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat
kesehatannya.
e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang,
tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat
dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non
verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
Gerak isyarat, adalah yang dapat
mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari
komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama
berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya
untuk menghilangkan stres.
F. Komunikasi Organisasi
Menurut Stephen P. Robbins,
komunikasi organisasi ini dapat digolongkan menjadi komunikasi jaringan formal,
selentingan, dan mekanisme dengan bantuan komputer yang digunakan oleh
organisasi untuk memudahkan komunikasi.
a. Jaringan kelompok kecil formal
Jaringan organisasi formal ini bisa
jadi sangat rumit, karena bisa jadi mencakup ratusan orang atau puluhan tingkat
hierarki. Stephen P. Robbins menyederhanakan jaringan formal ini kedalam tiga
kelompok kecil yang umum yang masing-masing terdiri dari lima orang. Tiga
jaringan ini adalah rantai, roda, dan semua saluran.
Rantai secara tegas mengikuti rantai
komando yang formal. Jaringan ini hampir sama dengan saluran komunikasi yang
mungkin kita temukan dalam organisasi dengan tiga tingkatan yang kaku. Roda
mengandalkan tokoh sentral yang bertindak sebagai saluran pusat untuk semua
komunikasi kelompok. Jaringan ini merangsang jarinan komunksi yang akan kita
temukan dalam tim dengan pemimpin yang kuat. Jaringan semua saluran
memungkinkan semua anggota kelompok untuk secara aktif untuk saling
berkomunikasi. Jaringan semua saluran ini mungkin paling sering dicirikan dalam
praktik yang sering dilakukan oleh tim swa kelola, dimana semua anggota kelompok
bebas memberikan kontribusi dan tidak ada satu orang pun yang mengambil peran
sebagai seorang pemimpin.
b. Selentingan
Selain system formal tersebut, dalam
komunikasi dikenal juga system informal yang disebut dengan selentingan.
Meskipun selentingan ini bersifat informal, tidakberarti selentingan ini bukan
merupakan sumber informasi yang penting. Misalnya survei terbaru menemukan
bahwa 75% dari karyawan mendengar pertama kali ada masalah dari desas desus
dalam selentingan.
Selentingan mempunyai tiga karakteristik
utama, yaitu:
1)
Selentingan tidak dikendalikan oleh
manajemen.
2)
Selentingan dipersepsikan oleh
kebanyakan karyawan sebagai sumber informasi yang paling dapat dipercaya dan
andal daripada informasi formal yang diumumkan oleh manajemen puncak.
3)
Sebagian besar selentingan digunakan
untuk melayani kepentingan sendiri dari orang-orang di dalamnya.
Selentingan merupakan bagian penting
dari komunikasi kelompok atau organisasi. Selentingan menunjukkan kepada para
manajer isu-isu yang membingungkan yang dianggap oleh para karyawan dianggap
penting dan memicu kecemasan. Oleh karena itu, selentingan bertindak sebagai
filter dan sebagai mekanisme umpan balik, yang mengumpulkan isu-isu yang
dianggap relevan oleh para karyawan. Dan yang lebih penting lagi yaitu dari perspektif
manajerial, adanya kemungkinan menganalisis informasi selentingan dan
meramalkan arahnya.
c. Komunikasi dengan bantuan komputer.
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, memungkinkan pula komunikasi dalam
organisasi diterapkan melalui teknologi komputer. Keuntungan yang didapat tentu
saja dalam hal kecepatan, keakuratan, dan kemudahan. Bsekali fasilitas untuk
melalkukan komunikasi dengan bantuan teknologi komputer ini, diantaranya :
1.
Elektronik Mail (E-Mail)
E-Mail merupakan surat elektronik
menggunakan internet dan diperkaya dengan teknologi yang dibantu komputer.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan menggunakan e-mail ini, yaitu pesan
e-mail dapat ditulis, diedit, dan disimpan dengan cepat. Pesan-pesan yang
dikirim melalui e-mail dapat didistribusikan dan dikirim kepada satu atau
ribuan orang hanya dalam satu kali pengiriman. Dan keuntungan lainnya yaitu
biaya yang dikeluarkanpun relatif murah.
Adapun kelemahan dari e-mail adalah
berlebihnya informasi yang didapatkan. Misalnya saja seseorang bisa mendapatkan
ratusan bahkan ribuan e-mail hanya dalam satu hari. Tentu saja ini menjadi
kendala tersendiri bagi penggunyanya untuk membaca, menyaring, dan menanggapi
e-mail yang masuk tersebut. Kelemahan lainnya yaitu kurangnya muatan emosional,
yang hanya bisa disampaikan melalui pesan suara atau melalui tatap muka.
2.
Hubungan Internet dan Ekstranet
Internet adalah jaringan informasi
privat di seluruh organisasi yang berfungsi seperti situs web tetapi hanya bisa
diakses oleh orang dalam. Dengan menggunakan jaringan internet ini suatu
organisasi dapat berhubungan dengan mudah, cepat, dan murah baik dengan sesama
anggotanya ataupun dengan anggota atau perusahaan-perusahaan lain dalam
menjalankan aktivitas organisasi/kelompoknya.
3.
Konferensi Video
Konferensi video adalah perluasan
system internet dan ekstranet. Konfeensi video memungkinkan anggota suatu
kelompok/organisasi bertemu dengan anggota organisasi lain dalam tempat yang
berbeda. Gambar yang diperlihatkan dalam video memungkinkan mereka untuk saling
berkomunikasi.
G. Hambatan Komunikasi yang Efektif
Stephen P. Robbins (2006),
mengatakan bahwa ada enam hal yang dapat menyebabkan komunikasi menjadi tidak
efektif, yaitu:
1. Penyaringan
Hambatan yang pertama dalam komunikasi
adalah penyarngan. Penyaringan merupakan suatu proses komunikasi dimana tidak
semua informasi disampaikan. Hanya informasi yang dirasa perlua dan
menguntungkan saja yang disampaikan. Tetapi sekiranya informasi itu akan
mendatangkan kerugian maka onformasi tersebut tidak seutuhnya atau bahkan tidak
sama sekali disampaikan.
Sebab utama dari penyaringan adalah
karena adanya jumlah lelvel dalam struktur organisasi. Semakin vertical level
dalam hierarki organisasi, semakin banyak terjadinya peluang penyaringan.
Factor-faktor seperti ketakutan menyampaikan kabar burukdan keinginan untuk
menyenangkan atasan sering menyebabkan seseorang untuk memberi
informasimengenai apa yang mereka pikiringin didengarkan oleh atasan mereka.
Kondisi seperti ini mendistorsi komunikaso ke atas.
2. Persepsi selektif
Biasanya penerima dalam proses
komunikasi secara selektif menerima dan mendengar berdasarkan kebutuhan,
motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik personal lainnya. Para
penerima juga menjelaskan minat dan harapan mereka ke dalam proses komunikasi.
Dengan adanya persepsi selektif ini memungkinkan bagi kita untuk tidak melihat
realitas tetapi menafsirkan apa yang kita lihat dan menyebutnya sebagai
realitas.
3. Informasi berlebih
Dalam proses komunikasi adakalanya
seseorang menambah atau mengurangi informasi yang diddapat dan disampaikannya.
Hal ini dikarenakan kapasitas seseorang untuk mengolah data terbatas. Sehingga
ketika informasi yang diterima oleh seseorang melebihi kapasitasnya yang dapat
mereka pilah dan gunakan maka orang akan cenderung menyeleksi, mengabaikan,
melewati, atau melupakan informasi tersebut atau menghentikan pengolahan sampai
situasi berlebih itu lewat. Tidak peduli apakah akibatnya kehilangan informasi
ataupun komunikasi yang efektif.
4. Emosi
Emosi dapat mempengaruhi komunikasi.
Misalnya pesan yang diterima seseorang ketika ia sedang marah atau kesal
dibandingkan dengan ketika ia sedang senang atau ceria akan berbeda tingkat
keefektifan komunikasinya.
5. Bahasa
Dalam bahasa yang kita gunakan
sehari-hari, kerap kali ada kata yang bisa mengandung banyak makna ketika
diucapkan. Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakan tiga dari
variable-variabel yang begitu mempengaruhi bahasa yang digunakan seseorang dan
definisi yang diberikan ke kata-kata itu.
Dalam sebuah organisasi biasanya
terdiri dari anggota yang berbeda-beda, baik latar belakang pendidikan, budaya,
dan usianya. Kemudian mereka juga dibagi-bagi kedalam beberapa hierarki
organisasi sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Masalah dalam memahami
penggunaan bahasa ini adalah anggota organisasi biasanya tidak tahu bagaimana
orang yang dia ajak berinteraksi telah memodofikasi bahasa itu. Para pengirim
cenderung berasumsi bahwa kata-kata dan istilah-istilah yang mereka gunakan
adalah sama, baik bagi dirinya maupun bagi penerima informasi tersebut. Tentu
saja hal semacam ini dapat menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif.
6. Kegelisahan komunikasi
Menurut
Stephen P. Robbins (2006), diperkirakan 5-20% dalam populasi menderita
kegelisahan atau kecemasan dalam melakukan komunikasi. Seringkali orang merasa
takut ketika berbicara di depan umum. Mereka mengalami ketegangan dan kecemasan
yang tidak pada tempatnya baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Berbagai
studi menunjukkan bahwa orang seperti itu selalu menghindari situasi yang
menuntut mereka terlibat dalam komunikasi.
H. Isu-Isu Terbaru dalam Komunikasi
Menurut Stephen P. Robbins (2006),
ada empat isu terkini yang berhubungan dengan komunikasi dlam sebuah organisasi,
yaitu :
1. Penghalang komunikasi antara pria dan wanita
Adakalanya seorang pria merasa
kesulitan untuk berkomunikasi dengan seorang wanita atau dengan kata lain
perbedaan gender seringkali menjadi penghalang dalam melakukan komunikasi yang
efektif. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Deborah Tannen (Stephen P.
Robbins : 2006), yang menjadi penyebab dari hal itu adalah adanya perbedaan
antara pria dan wanita dlam gaya pembicaraan mereka. Biasanya, pria menggunakan
pembicaraan untuk menekankan status sedangkan wanita menggunakannya untuk mendapatkan koneksi.
Menurut Tannen (Stephen P. Robbins :
2006), komunikasi merupakan tindakan penyeimbangan yang berkesinambungan, yang
mengubah kebutuhan kebutuhan yang berbenturan menjadi keakraban dan independensi.
Keakraban menekankan kedekatan dan kebersamaan. Independensi menekankan
keterpisahan dan perbedaan. Masalahnya adalah, wanita berbcara dan mendengar
bahasa untuk menciptakan hubungan dan keakraban sedangkan pria berbicara dan
mendengar bahasa untuk menekankan status kekuasaan dan independensi.
Jadi untuk banyak pria, pembicaraan
merupakan cara untuk mempertahankan independensi dan status dalam tertib social
hierarkis. Sedangkan bagi banyak wanita, pembicaraan merupakan negosiasi untuk
menciptakan kedekatan dimana mereka mencoba mencari dan memberikan informasi
serta dukungan.
2. Diam sebagai komunikasi
Pengertian diam dalam konteks
komunikasi adalah tidak adanya pembicaraan atau suara, yang umumnya diabaikan
sebagai bentuk komunikasi dalam perilaku organisasi karena menggambarkan
tiadanya tindakan atau perilaku. Tetapi diam kadang bukan berarti tidak ada
tindakan. Diam oleh banyak orang tidak dianggap sebagai gagal komunikasi, sebaliknya
diam dapat menjadi bentuk komunikasi yang sangat kuat. Diam dapat berarti
seseorang sedang memikirkan sesuatu, cemas, takut berbicara, serta dapat
mengisyaratkan kesepakatan, menolak, kecewa, atau marah.
Kegagalan dalam memberikan
perhatianpada bagian diam dari percakapan dapat berakibat kehilagan bagian
penting dari pesan. Komunikasi yang cerdik memperhatikan kesenjangan, jeda, dan
keragu-raguan. Mereka mendengar dan menginterpretasikan. Kadangkala pesan yang
nyata dalam komunikasi terkubur dalam diam (Stephen P. Robbins : 2006).
3. Komunikasi yang benar secara politis
Secara sederhana, komunikasi politik (political
communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara ”yang memerintah” dan ”yang diperintah”.
Mengkomunikasikan politik tanpa aksi politik yang kongkretsebenarnya telah dilakukan oleh siapa saja : mahasiswa, dosen, tukang ojek, penjagawarung, dan seterusnya. Tak heran jika ada yang menjuluki Komunikasi Politik sebagai neologisme, yakni ilmu yang sebenarnya tak lebih dari istilah belaka.
Dalam pergaulan sehari-hari
seringkali kita memodifikasikata-kata yang kita gunakan sehingga terkesan lebih
halus dan lebih menjaga perasaan orang lain. Dan ini akan menjadi suatu bekal
bagi kita agar dapat melakukan komunikasi yang efektif. Kita harus peka
terhadap perasaan orang lain. Kata-kata tertentu dapat membuat stereotype,
mengancam, dan menghina individu. Begitupula dalam sebuah organisasi yang
memilik angkatan kerja yang beragam dan hierakri kepemimpinan yang berbeda
pula. Tetapi kadang kitapun mengalami kesulitan untuk memodifikasi suatu kata
yang memiliki ketepatan tertentu sehingga kita sulit untuk memodofikasinya
menjadi sebuah kata yang lebih halus.
Kata-kata merupakan alat promer
untuk melakukan komunikasi. Semakin banyak perbendaharaan kata yang digunakan
oleh pengirim dan penerima, makin besar kesempatan untuk menyampaikan pesan
secara akurat. Dengan menghilangkan kata-kata tertentu dari perbendaharaan,
kita akan lebih sulit untuk melakukan komunikasi secara akurat. Sedangkan bila
kita menggantikan kata-kata dengan istilah yang baru yang maknaya tidak begitu
dipahami, kita telah memperkecil kemungkinan pesan kita akan diterima sesuai
dengan maksud kita.
Kita harus peka dengan pemilihan
kata karena terkadang itu bisa melukai perasaan orang lain. Tetapi kitapun
harus hati-hati dalam menghilangkan atau memodifikasi kata-kata yang kita
gunakan karena hal tersebut bisamenjadi penghalang komunikasi yang efektif.
Intinya adalah kita harus menyadari bahaya dan perlunya menemukan keseimbangan
yang tepat.
4. Komunikasi lintas budaya
Perbedaan kebiasaan dan kebudayaan
kerap kali enjadipenghalang komunikasi yang efektif. Menurut Stephen P. Robbins
(2006), sedikitnya ada empat masalah yang menjadikan factor budaya ini menjadi
penghambat dalam komunikasi, yaitu:
a. Hambatan yang disebabkan oleh semantik
Makna kata bisa berlainan untuk
orang yang berbeda. Hal ini dikarenakan beberapa kata ada yang tidak bisa
diterjemahkan kedalam bahasa atau budaya lain.
b. Hambatan yang disebabkan oleh konotasi kata
Seringkali dalam bebrapa bahasa
terdapat kata yang sama, baik dalam penulisan meupun dalam pengucapannya,
tetapi memiliki makna yang bebeda. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan
kesalahpahaman dan menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif.
c. Habatan yang disebabkan oleh
perbedaan nada
Setiap daerah atau suku biasanya
mempunyai kebudayaan yang berbeda tidak terkecuali dengan nada berbicara. Bagi
orang batak misalnya, mereka sudah terbiasa berbicara dengan nada yang tingi.
Tetapi bagi orang sunda, biasanya nada yang tingi ini sering diidentikan dengan
keadaan marah atau tidak sopen dalam pembicaraan sehari-hari.
d. Hambatan yang disebabkan oleh beda persepsi
Biasanya orang yang berasal dari
latar belakang budaya yang berbeda mempunyai pandangan yang berbeda dalam
mempersepsikan sesuatu.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi merupakan suatu proses
yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut : pengirim pesan, penerima pesan
dan pesan. Semua fungsi manajer melibatkan proses komunikasi. Proses komunikasi
dimulai dengan adanya pengirim pesan yang mempunyai ide untuk disampaikan
kepada seseorang agar dapat dipahami sesuai apa yang ia sampaikan. Kemudian
pesan (informasi) tersebut disampaikan melalui isyarat (simbol), baik verbal
(kata-kata) maupun non verbal (bahasa tubuh) melalui media komunikasi langsung
(tatap muka), TV, Radio, internet, dll. Setelah pesan diterima melalui indera,
maka si penerima mengartikan, atau menterjemahkan agar dapat dipahami olehnya.
Setelah pesan tersebut dimengerti, maka ada tanggapan atau isyarat yang berisi
pesan dari penerima agar pengirim pesan tahu dampak pesannya terhadap penerima
pesan (balikan). Disamping proses komunikasi diatas, juga ada gangguan yang
menghalangi suatu proses komunikasi yang akibatnya penerima salah mentafsirkan
pesan/isyarat tersebut.
Arah komunikasi yaitu bisa secara vertikal (ke atas
maupun ke bawah) dan secara horizontal.
Hambatan dalam komunikasi yang efektif yaitu:
1.
Penyaringan
2.
persepsi selektif
3.
informasi berlebih
4.
Emosi
5.
bahasa, dan
6.
kegelisahan komunikasi
DAFTAR
PUSTAKA
Robbins.Stephen P.2003.Perilaku
Organisasi Jilid 2.Jakarta: Indeks.
http://nuwrileardkhiyari.blogdetik.com/2013/11/25/komunikasi/
SANGAT BERGUNA ILMUNYA
BalasHapusMy blog
TERIMA KASIH.. SEMOGA BERMANFAAT YA SIS
BalasHapussangat bermanfaat
BalasHapusv
BalasHapus