Jumat, 13 Maret 2015

Akuntansi Pendapatan



PENDAPATAN

 LINGKUNGAN SAAT INI

Pedoman untuk Pengakuan Pendapatan
Prinsip pengakuan pendapatan menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat  (1) direalisasi atau dapat direalisasi  (2) dihasilkan. Oleh karena itu, pengakuan pendapatan yang tepat meliputi tiga hal :
-Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau klaim atas kas (piutang)
-Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva diterima dalam pertukaran segera dapat dikonversi     menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui
-Pendapatan dihasilkan apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.

Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip ini :
1.      Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan yang biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan
2.      Perusahaab mengakui pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah dilaksanakan dan dapat ditagih
3.      Perusahaan mengakui pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa dan royalty, diakui sesuai dengan berlalunya waktu atau ketika aktiva itu digunakan
4.      Perusahaan mengakui pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan

Penyimpangan Dasar Penjualan
FASB menemukan alasan umum untuk menyimpang dari dasar penjualan. Salah satu alasannya adalah keinginan untuk mengakui lebih awal dalam proses menghasilkan laba, dan bukan pada saat penjualan. Pengakuan pendapatan lebih awal adalah tepat jika terdapat tingkat kepastian yang tinggi mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan. Alasan kedua adalah keinginan untuk menangguhkan pengakuan pendapatan setelah saat penjualan. Penangguhan pendapatan tepat jika tingkat ketidakpastian mengenai jumlah pendapatan ataupun biaya cukup tinggi, atau jika penjualan bukan merupakan penyelesaian yang substansial dari proses menghasilkan laba.

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA SAAT PENJUALAN (PENYERAHAN)
Dalam pengakuan pendapatan saat penjualan bisa timbul masalah dalam pelaksanaannya. Tiga situasi semacam ini akan dibahas berikut :
1.      Penjualan dengan Pejanjian Beli Kembali
Jika suatu perusahaan menjual produk salam satu periode dan setuju untuk membelinya kembali dalam periode akuntansi berikutnya, maka apakah perusahaan itu sudah menjual produk tersebut ? FASB telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi pengakuan pendapatan dalam praktik ini. Jika terdapat perjanjian beli kembali dengan harga tertentu dan harga ini dapat menutup semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait, maka persediaan dan kewajiban yang terkait tetap ada dalam pembukuan penjualan. Dengan kata lain, tidak terjadi penjualan.

2.      Penjualan dengan Hak Retur
Tersedia tiga metode pengakuan pendapatan altenatif apabila penjual menanggung risiko kepemilikan yang berkepanjangan karena pengembalian produk, yaitu : (1) tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya  (2) mencatat penjualan, tetapi mengurangi penjualan dengan mengestimasi retur di masa depan  (3) mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi. FASB menyimpulkan bahwa jika suatu perusahaan menjual produknya tetapi memberikan pembeli hak untuk mengembalikan produk itu, maka pendapatan dari transaksi penjualan ini akan diakui pada saat penjualan hanya jika memenuhi enam kondisi berikut ini :
·         Harga penjual kepada pembeli pada hakikatnya tetap atau dapat ditentukan pada tanggal penjualan
·         Pembeli sudah membayar penjual atau pembeli berkewajiban untuk membayar penjual, dan kewajiban itu tidak tergantung pada penjualan kembali produk tersebut
·         Kewajiban pembeli kepada penjual tidak akan berubah apabila terjadi pencurian atau kerusakan atau rusaknya fisik produk
·          Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi ekonomi yang terpisah dari yang diberikan penjual
·         Penjual tidak berkewajiban yang signifikansi atas kinerja masa depan yang secara langsung menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli
·         Jumlah retur di masa depan dapat diestimasi penjual secara layak

3.      Trade Loading dan Channel Stuffing
Beberapa perusahaan mencatat pendapatan pada tanggal penyerahan tanpa membuat penyisihan untuk pembelian kembali ataupun retur yang tak terbatas. Walaupun perusahaan itu kelihatannya mengikuti pengakuan pendapatan pada saat penjualan yang berlaku, namun sebenarnya mereka mengakui pendapatan dan laba sebelum waktunya.

PENGAKUAN PENDAPATAN SEBELUM PENYERAHAN
Kebanyakan pengakuan pendapatan pada saat penjulan digunakan karena sebagian besar ketidakpastian mengenai proses menghasilkan laba dan harga pertukaran sudah diketahui. Akan tetapi, dalam situasi tertentu, pendapatan diakui sebelum penyelesaian dan penyerahan. Contoh yang paling terkenal adalah akuntansi kontrak kontruksi jangka panjang yang menggunakan metode persentase-penyelesaian.
Ada dua metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak kontruksi jangka panjang yang diakui oleh profesi akuntansi :
1.      Metode Persentase Penyelesaian Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses kontruksi, yaitu persentase penyelesaian. Biaya konstruksi ditambah laba kotor yang dihasilkan sampai hari ini diakumulasi dalam sebuah akun persediaan dan termin diakumulasi dalam akun kontra persediaan.
2.      Metode Kontrak Selesai Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan. Biaya konstruksi diakumulasi dalam suatu akun persediaan dan termin diakumulasi dalam akun kontra persediaan.


Metode Persentase Penyelesaian
Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan biaya dan laba kotor sesuai dengan tercapainya kemajuan kea rah penyelesaian kontrak jangka panjang. Menunda pengakuan pos-pos ini sampai seluruh kontrak diselesaikan berarti salah menyajikan upaya dan pencapaian dalam periode akuntansi interim.

Mengukur Kemajuan ke arah Penyelesaian
Rumus Persentase Penyelesaian, Dasar Biaya terhadap Biaya
                                                Biaya yang terjadi sampai tanggal ini
Persentase Penyelesaian =
                                                 Estimasi total biaya terkini

Pendapatan yang diakui sampai tanggal ini=Estimasi total pendapatan X persentase penyelesaian

Pendapatan periode berjalan = Pendapatan yang diakui periode sebelumnya – pendapatan yang  sampai tanggal ini

Metode Kontrak Selesai
Menurut metode kontrak selesai, pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat penjualan yaitu, pada saat kontrak diselesaikan. Menurut metode ini, perusahaan mengakumulasi biaya kontrak jangka panjang dalam  proses, tetapi tidak ada pembebanan atau pengkreditan interim ke akun laporan laba rugi seperti pendapatan, biaya dan laba kotor.
            Keungggulan utama metode kontrak selesai adalah bahwa pendapatan yang dilaporkan didasarkan atas hasil dan bukan estimasi pekerjaan yang belum dilaksanakan. Kelemahan utamanya adalah bahwa metode ini tidak mencerminkan kinerja masa berjalan apabila periode kontrak mencakup lebih dari satu periode akuntansi. Meskipun pelaksanaannya mungkin cukup seragam selama periode kontrak tersebut, namun pendapatan baru dilaporkan pada tahun penyelesaian sehingga menimbulkan distorsi laba.
            Ayat jurnal tahunan untuk mencatat biaya konstruksi, termin dan hasil penagihan dari pelanggan akan sama dengan yang telah diilustrasikan dalam metode persentase penyelesaian. Perbedaan yang signifikan adalah bahwa perusahaan tidak akan membuat jurnal untuk mengakui pendapatan dan laba kotor.

Kerugian Kontrak Jangka Panjang
Dua jenis kerugian dapat timbul pada kontrak jangka panjang :
1.      Kerugian Periode Berjalan atas Kontrak yang Menguntungkan
Kondisi ini timbul apabila, selama kontsruksi terdapat kenaikan yang signifikan dalam estimasi total biaya kontrak tetapi kenaikan tersebut tidak menghilangkan semua laba kontrak. Penyesuaian untuk kasus ini dicatat sebagai kerugia periode berjalan karena merupakan perubahan estimasi akuntansi
2.      Kerugian atas Kontrak yang Tidak Menguntungkan
Estimasi biaya pada akhir periode berjalan mungkin menunjukkan bahwa kerugian akan terjadi ketika seluruh kontrak berakhir. Baik dalam periode persentase penyelesaian maupun metode kontrak selesai, keseluruhan perkiraan kerugian kontrak harus diakui dalam periode berjalan

Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan
Selain menyajikan pengungkapan laporan keuangan yang disyaratkan bagi semua perusahaan, kontraktor kontsruksi biasanya juga membuat beberapa pengungkapan laporan keuangan yang unik. Umumnya pengungkapan tambahan ini dibuat dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya kontraktor konstruksi harus mengungkapkan metode pengakuan pendapatan, dasar yang digunakan untuk mengklasifikasikan aktiva dan kewajiban sebagai lancar (sifat dan lamanya siklus operasi), dasar untuk mencatat persediaan, pengaruh setiap revisi estimasi, jumlah pekerjaan dalam kontrak yang belum selesai, dan rincian mengenai piutng (yang sudah dan yang belum ditagih, saat jatuh tempo, suku buna, ketentuan uang panjar, serta konsentrasi risiko kredit perorangan atau kelompok yang signifikan)

Dasar Penyelesaian Produksi
Dalam kasus-kasus tertentu pendapatan diakui pada saat produksi selesai meskipun belum ada penjualan yangb dilakukan. Contoh situasi seperti ini menyangkut logam mulia atau produk-produk pertanian dengan harga yang pasti. Menurut dasar penyelesaian produksi, pendapatan diakui pada saat logam ditambang atau produk pertanian dipanen karena harga jualnya dipastikan dengan layak, unit-unitnya dapat dipertukarkan, serta tida diperlukan biaya-biaya yang signifikan dalam mendistribusikan produk tersebut.

PENGAKUAN PENDAPATAN SETELAH PENYERAHAN
Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat dipastika secara layak sehingga pengakuan pendapatan akan ditangguhkan. Salah satu dari dua metode ini biasanya dipakai untuk menangguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima, yaitu Metode Penjualan Cicilan atau Metode Pemulihan Biaya. Dalam beberapa situasi kas diterima sebelum penyerahan atau pengalihan property dan dicatat sebagai simpanan karena transaksi penjualan itu belum selesai. Cara ini disebut sebagai Metode Simpanan.

Metode Akuntansi Penjualan Cicilan
Metode Penjualan Cicilan mengakui laba periode periode diterimanya hasil penagihan dan bukan dalam epriode penjualan. Metode ini juga dibenarkan atas dasar bahwa bila tidak ada pendekatan yang layak unutk mengestimasi tingkat ketertagihan, maka pendapatan tidak boleh diakui sampai kas diterima atau berhasil ditagih.
            Menurut metode akuntansi penjualan cicilan, pengakuan laba ditangguhkan sampai periode penagihan kas. Baik pendapatan maupun harga pokok penjualan sampai periode ditagihnya kas. Jadi, bukan penjualan yang ditangguhkan sampai periode penagihan yang diantisipiasi di masa datang dan kemudian biaya serta beban yang terkait ditangguhkan, melainkan hanya proporsi laba kotornya yang ditangguhkan.

Akseptabilitas Metode Penjualan Cicilan
Penggunaan metode cicilan untuk pengakuan pendapatan sangat berfluktuasi. Pada saat metode ini digunakan secara luas dan diterima untuk transaksi penjualan cicilan. Ketika transaksi penjualan cicilan meningkat, penerimaan dan penerapan metode cicilan sebaliknya menurun. Akhirnya APB menyimpulkan bahwa kecuali dalam situasi khusus “metode cicilan untuk mengakui pendapatan yang tidak dapat diterima” Dasar pemikiran dan sikap ini adalah sederhana, Karena metode akuntansi cicilan tidak mengakui laba sampai kas tertagih, sehingga metode ini tidak sesuai dengan konsep akuntansi akrual.
Prosedur Menangguhkan Pendapatan dan Harga Pokok Penjualan Barang Dagang
Untuk penjualan dalam satu tahun, langkah-langkah yang digunakan untuk menangguhkan laba kotor adalah sebagai berikut :
1.      Selama tahun berjalan, catat baik penjualan maupun harga pokok penjualan dengan cara yang biasa, dengan menggunakan akun-akun khusus yang akan dijelaskan kemudian, lalu dihitung tingkat laba kotor atas transaksi penjualan cicilan
2.      Pada akhir tahun, terapkan tingkat laba kotor itu ke penagihan kas dari penjualan cicilan tahun berjalan untuk mendapatkan laba kotor yang direalisasi
3.      Laba kotor yang belum direalisasi harus ditangguhkan sampai tahun berikutnya.

Masalah Tambahan dalam Akuntansi Penjualan Cicilan
Selain perhitungan laba kotor yang direalisasi dan ditangguhkan saat ini, ada masalah lain yang dihadapi akuntansi untuk transaksi penjualan cicilan. Masalah-masalah ini berkaitan dengan :
1.      Bunga atas kontrak cicilan
2.      Piutang tak tertagih
3.      Gagal membayar dan pemilikan kembali

Bunga atas Kontrak Cicilan Karena penagihan piutang cicilan tersebar selama periode yang panjang, maka sudah menjadi kebiasaan unutk membebankan bunga kepada pembali atas saldo yang belum dibayar. Penjual dan pembeli menyusun suatu skedul pembayaran yang sama besarnya yang terdiri dari bunga dan pokok pinjaman. Setiap pembayaran yang berurutan itu terdiri atas bunga yang jumlahnya semakin mengecil dan angsuran pokok pinjaman yang jumlahnya semakin membesar.

Piutang tak tertagih Masalah piutang ragu-ragu atau piutang usaha yang tidak dapat tertagih agak berbeda bagi perusahaan yang menjual atas dasar cicilan karena adanya aspek kepemilikan kembali yang biasanya dicantumkan dalam perjanjian penjualan. Aspek ini member perusahaan penjual suatu kesempatan untuk menggantis semua piutang yang tidak dapat ditagih melalui kepemilikan kembali dan penjualan kembali barang yang dimiliki kembali itu.

Gagal Membayar dan Kepemilikan Kembali Tergantung pada syarat-syarat kontrak penjualan dan kebijakan bagian kredit, penjual bisa memiliki kembali barang dagang yang telah terjual menurut perjanjian cicilan jika pembeli gagal memenuhi kewajiban pembayaran. Barang dagang yang dimiliki kembali itu mungkin harus diperbaiki oleh penjual sebelum ditawarkan untuk dijual. Barang itu bisa dijual kembali secara tunai atau dengan pembayaran cicilan.
Akuntansi untuk pemilikan kembali mengakui bahwa piutang usaha cicilan yang terkait tidak dapat ditagih sehingga harus dihapuskan. Bersama dengan piutang suaha itu, alaba kotor yang ditangguhkan yang sudah dihitung harus dipindahkan dari buku besar.

Penyajian Transaksi Penjualan Cicilan dalam Laporan Keuangan
Jika transaksi penjualan cicilan merupakan bagian yang signifikan dari total penjualan, maka diperlukan pengungkapan penuh atas penjualan cicilan, harga pokok penjualan cicilan, dan semua beban yang dapat dialokasikan ke penjualan cicilan. Akan tetapi, jika transaksi penjualan cicilan bukan merupakan bagian yang signifikan dari total penjualan, maka kita cukup memasukkan laba kotor yang direalisasi dalam laporan laba rugi sebagaipos khusus sesudah laba kotor atas penjualan.
            Laba kotor yang ditangguhkan atas penjualan cicilan umumnya diperlakukan sebagai pendapatan diterima di muka dan diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar. Secara teoritis, laba kotor yang ditangguhkan terdiri atas tiga unsure :
1.      Kewajiban pajak penghasilan yang akan dibayar apabila penjualan dilaporkan sebagai pendapatan yang direalisasi (kewajiban lancar)
2.      Penyisihan untuk beban penagihan, piutang tak tertagih dan kerugian kepemilikan kembali (pengurangan dari piutang usaha cicilan)
3.      Laba bersih (laba ditahan, dengan dibatasi oleh ketersediaan dividen)

Metode Pemulihan Biaya
Menurut metode pemulihan biaya, tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang yang dijual oleh penjual. Sesudah semua biaya dipulihkan penjual, setiap tambahan kas yang tertagih dimasukkan dalam laba. Laporan laba rugi penjual untuk periode penjualan melaporkan pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, dan laba kotor, baik jumlah yang diakui periode berjalan maupun jumlah yang ditangguhkan. Laba kotor yang ditangguhkan dikurangkan dari piutang terkait, dikurangi penagihan di neraca. Laporan laba rugi selanjutnya akan melaporkan laba kotor sebagai pos pendapatan terpisah apabila diakui saat dihasilkan.

Metode Simpanan
Menurut metode simpanan, penjual melaporkan kas yang diterima dari pembeli sebagai uang tanggungan atas kontrak dan mengklasifikasikannya sebagai kewajiban (simpanan yang dapat dikembalikan atau uang muka pelanggan) di neraca. Penjual terus melaporkan propertinya sebagai aktiva dalam neraca, beserta setiap hutang terkait yang masih ada. Selain itu, penjual juga terus mencatat beban penyusutan sebagai biaya periode untuk property tersebut. Tidak ada pendapatan atau laba yang harus diakui sampai penjualan selesai. Pada saat itu, akun simpanan ditutup dan salah satu metode pengakuan pendapatan diterapkan dalam penjualan itu.
            Perbedaan utama metode cicilan dan metode pemulihan biaya serta metode simpanan adalah berkaitan dengan pelaksanaan kontrak. Dalam metode cicilan dan pemulihan biaya diasumsikan bahwa penjual telah melaksanakan kontrak, tetapi penagihan kas sangat tidak pasti. Dalam metode simpanan, penjual belum melaksanakan kontrak dan tidak ada klaim yang sah. Metode simpanan menunda mengakui penjualan sampai dapat dipastikan bahwa suatu penjualan telah terjadi untuk tujuan akuntansi. Sekalipun simpana  telah diterima, maka pengakuan penjualan harus ditunda sampai pengalihan yang memaadai terjadi. Dalam pengertian itu, simpanan bukanlah suatu metode pengakuan pendapatan seperti metode cicilan dan pemulihan biaya.


3 komentar:

  1. Terimakasih sangat membantu.

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum, ssUsaha Jasa Konstruksi, bagaimana cara menerapkan metode Persentase Penyelesaian dan Metode Kontrak Selesai, dari sebuah Laporan Laba Rugi Akhir Tahun?
    mohon pencerahannya. Terima Kasih

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus