PENGUNGKAPAN PENUH DALAM PELAPORAN
KEUANGAN
PRINSIP PENGUNGKAPAN
PENUH
IASB menyatakan bahwa beberapa informasi
yang bermanfaat lebih baik disajikan dalam laporan keuangan dan beberapa
lainnya lebih baik disajikan dengan menggunakan media pelaporan keuangan selain
lapiran keuangan. Sebagai contoh, meskipun laba dan arus kas telah tersedia
dalam laporan keuangan, namun para investor mungkin lebih baik melihat
perbandingan hal itu dengan perusahaan lain dalam industry yang sama, yang bisa
ditemui pada artikel berita atau laporan perusahaan perantara (broker).
Seperti
telah dinyatakan pada Bab 2, profesi akuntansi telah menerapkan prinsip
pengungkapan penuh yang berlaku bagi pelaporan keuangan atas setiap fakta
keuangan yang cukup signifikan untuk mempengaruhi pertimbangan pembaca yang
menerima informasi itu. Bberapa pihak berpendapat bahwa persyaratan pelaporan
sudah begitu rinci dan substansial sehingga pemakai akan mengalami kesulitan
memahami informasi tersebut, mereka menuduh profesi akuntansi menyajikan
informasi yang berlebihan (information
overload).
Peningkatan
Persyaratan Pelaporan
Penyebab peningkatan persyaratan
pengungkapan ini adalah beragam, beberapa diantaranya adalah :
1.
Kerumitan Lingkungan Bisnis
2.
Kebutuhan akan informasi yang tepat
waktu
3.
Akuntansi sebagai alat Pengendalian dan
Pemantauan
Pengungkapan
Diferensial
Suatu kecendrungan atau tren terhadap
pengungkapan diferensial juga telah terjadi. Sebagai contoh, SEC mensyaratkan
bahwa informasi substantive tertentu harus dilaporkan kepadanya. Walaupun
informasi tersebut tidak terdapat dalam laporan tahunan kepada pemegang saham.
Dan IASB menyadari bahwa persyaratan pengungkapan tertentu adalah mahal serta
tidak diperlukan oleh perusahaan tertentu, telah menghapuskan persyaratan
pelaporan untuk perusahaan non-publik atas bidang-bidang seperti nilai wajar
instrument keuangan dan pelaporan segmen.
CATATAN
ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan merupakan alat akuntansi untuk merinci atau menjelaskan
pos-pos yang disajikan dalam batang tubuh laporan keuangan. Informasi yang
berkaitan dengan pos-pos spesifik dari laporan keuangan dapat dijelaskan dalam
istilah kualitatif, dan data-data pelengkap yang bersifat kuantitatif dapat
disediakan untuk memperluas informasi dalam laporan keuangan.
Kebijakan
Akuntansi
Kebijakan akuntansi suatu entitas adalah
prinsip serta metode akuntansi spesifik yang digunakan dan dianggap paling
tepat untuk menyajikan laporan keuangan entitas tersebut secara wajar.
Kebijakan itu merekomendasikan bahwa laporan yang menyebutkan kebijakan
akuntansi yang dipakai dan diikuti oleh entitas pelapor juga harus disajikan
sebagai bagian integral dari pelaporan keuangan.
MASALAH
PENGUNGKAPAN
Pengungkapan
Transaksi atau Peristiwa Khusus
Seorang akuntan diharapkan untuk
melaporkan substansi ekonomi dan bukannya format hukum dari transaksi tersebut
serta membuat pengungkapan yang memadai. IASB no 57 mengharuskan pengungkapan
berikut untuk transaksi pihak terkait yang material :
1.
Sifat hubungan pihak yang terlibat
2.
Uraian tentang transaksi (termasuk
transaksi di mana tidak ada jumlah atau jumlah nominal yang terlibat) untuk
setiap periode di mana laporan laba rugi disajikan.
3.
Jumlah uang yang terlibat dalam
transaksi untuk setiap periode di mana laporan laba rugi disajikan
4.
Jumlah yang terhutang dari atau kepada
pihak terkait pada setiap tanggal neraca disajikan.
Peristiwa
Setelah Tanggal Neraca (Peristiwa Kemudian)
Catatan
atas laporan keuangan harus menjelaskan setiap peristiwa keuangan siginifikan
yang terjadi setelah tanggal neraca formal, tetapi sebelum laporan keuangan
akhir diterbitkan. Peristiwa ini disebut peristiwa
setekah tanggal neraca.
Dua
jenis peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca
mungkinmemiliki pengaruh yang material terhadap laporan keuangan atau mungkin
perlu dipertimbangkan untuk menginterpretasi laporan keuangan itu secara akurat
:
1.
Peristiwa yang memberikan bukti tambahan
tentang kondisi yang ada pada tanggal neraca, yang mempengaruhi estimasi yang
digunakan dalam penyiapan laporan keuangan, dan oleh sebab itu mengakibatkan
diperlukannya penyesuaian.
2.
Peristiwa yang memberikan bukti tentang
kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca tetapi muncul sesudah tanggal neraca
dan tidak membutuhkan penyesuaia laporan keuangan.
Pelaporan
untuk Perusahaan yang Terdiversifikasi (Konglomerat)
Perusahaan akan selalu ragu
mengungkapkan data segmental karena alasan-alasan berikut :
1.
Tanpa dilengkapi oleh pengetahuan usaha
yang mendalam serta pemahaman atas faktor-faktor penting seperti lingkungan
kompetitif dan kebutuhan investasi modal, seorang investor mungkin menganggap
bahwa informasi segmentasi tidak berarti atau bahkan menarik kesimpulan yang
tidak tepat tentang laba segmen yang dilaporkan
2.
Pengungkapan tambahan mungkin merugikan
perusahaan pelapor karena membantu perusahaan pesaing, serikat pekerja, pemasok
dan badan-badan pemerinta tertentu.
3.
Pengungkapan tambahan mungkin mencegah
manajemen untuk mengambil risiko usaha
yang cermat karena segmen yang melaporkan kerugian atau laba yang kurang
memuaskan mungkin menyebabkan rasa tidak puas pemegang saham terhadap manajemen
4.
Variasi yang luas di antara
perusahaan-perusahaan dalam memilih segmen-segmen, alokasi biaya, dam masalah
akuntansi lainnya telah mematasi manfaat informasi segmental
5.
Para investor melakukan investasi pada
perusahaan secara keseluruhan dan bukan pada bebarapa segmen tertentu. Sehingga
kinerja salah satu segmen bukan merupakan masalah jika kinerja secara
keseluruhan dianggap memuaskan
6.
Beberapa masalah teknis tertentu,
seperti klasifikasi segmen serta alokasi pendapatan dan biaya segmen terutama
biaya bersama merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
Tujuan
Pelaporan Segmental
Tujuan dari pelaporan data keuangan
segmental adalah untuk memberikan informasi tentang berbagai jenis aktivitas
bisnis yang dilakukan perusahaan dan berbagai lingkungan ekonomi di mana
perusahaan beroperasi, agar membantu pemakai laporan keuangan untuk :
1.
Memahami dengan lebih baik kinerja
perusahaan
2.
Menilai dnegan lebih baik prospek arus
kas bersih di masa depan
3.
Membuat lebih banyak pertimbangan yang
cermat tentang perusahaan secara keseluruhan
Prinsip-Prinsip
Dasar
IASB no 131 mengharuskan bahwa laporan
keuangan bertujuan umum mencakup informasi tertentu atas dasar satu segmentasi.
Metode yang dipilih disebut sebagai pendekatan manajemen. Pendekatan Manajemen
ini didasarkan pada cara manajemen memilah-milah eprusahaan untuk membuat
keputusan operasi. Akhirnya, segmen-segmen tersebut tercermin pada struktur
organisasi perusahaan. Pendekatan manajemen itu berfokus pada informasi tentang
komponen-komponen bisnis yang digunakan manajemen untuk menbuat keputusan
operasional. Komponen-komponen tersebut disebut sebagai segmen operasi.
Mengidentifikasi
Segmen Operasi
Suatu segemen operasi merupakan komponen
perusahaan:
a.
Yang bergerak dalam kegiatan usaha yang
menghasilkan pendapatan dan menimbulkan beban
b.
Yang hasil operasinya dikaji secara
teraturn oleh para pembuat keputusan utama perusahaan untuk menilai knerja
segmen dan mengalokasikan sumber daya kepada segmen tersebut
c.
Yang Informasi keuangannya tersedia dan
dihasilkan oleh atau didasarkan pada sistem pelaporan keuangan internal
Informasi tentang dua atau lebihs egmen
operasi dapat digabungkan hanya jika segmen-segmen tersebut memiliki
karakteristik dasar yang sama dalam setiap bidang berikut ini :
a.
Sifat produk dan jasa yang disediakan
b.
Sifat proses produksi
c.
Jenis atau kelompok pelanggan
d.
Metode distribusi produk atau jasa
e.
Jika berlaku, sifat dan lingkungan
peraturan
Suatu segmen operasi akan dianggap
signifikan dan karenanya, diidentifikasi sebagai segmen yang dapat dilaporkan
jika memenuhi satu atau lebih batasan kuantitatif berikut :
1.
Pendapatannya
(termasuk penjualan kepada pelanggan eksternal dan penjualan atau transfer
antarsegmen) mencapai 10% atau lebih dari total pendapatan seluruh segmen
operasi perusahaan
2.
Jumlah absolute dari laba rugi mencapai 10% atau lebih dari
jumlah absolute (a) laba operasi
gabungan dari seluruh segmen operasi yang mengalami laba, atau (b) kerugian gabungan dari seluruh kegiatan
segmen operasi yang melaporkan kerugian
3.
Aktiva
yang dapat diidentifikasikannya mencapai 10% atau
lebih dari aktiva gabungan seluruh segmen operasi
Prinsip-Prinsip
Pengukuran
Prinsip-prinsip
akuntansi yang digunakan untuk pengungkapan segmen tidak harus sama dengan
prinsip-prinsip yang digunakan untuk membuat laporan konsolidasi. Fleksibilitas
ini mungkin akan tampak seperti inkonsistensi. Namun, menyiapkan informasi
segmen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum merupakan hal yang
sulit karena beberapa prinsip tersebut diperkirakan tidak berlaku pada
tingkatan segmen.
Oleh
IASB alokasi biaya gabungan, bersama atau biaya yang berlaku untuk perusahaan
secara keseluruhan tidak diperlukan untuk tujuan pelaporan ekstenal. Biaya
bersama adalah biaya yang terjadi karena terciptanya manfaat bagi lebih dari satu segmen dan karenanya pembagian
biaya antarsegmen yang mendapat manfaat
sangat sukar dilakukan secara objektif.
Infromasi
Segmen yang Dilaporkan
IASB mengharuskan perusahaan untuk
melaporkan :
1.
Informasi umum tentang segmen-segmen
operasinya
2.
Laba dan rugi segmen serta informasi terkait
3.
Aktiva segmen
4.
Rekonsiliasi
5.
Informasi tentang produk dan jasa serta
lokasi geografis
6.
Pelanggan utama
Laporan
Interim
Laporan
Interim adalah laporan yang mencakup periode kurang dari setahun. Bursa saham,
SEC dan profesi akuntansi telah berperan aktif dalam mengembangkan pedoman
untuk penyajian laporan interim. Akan tetapi, karena sifatnya yang jangka
pendek, laporan ini menciptakan kontroversi. Satu pihak (yang mempunyai
pandangan terpisah) percaya bahwa setiap periode interim harus diperlakukan sebagai
periode akuntansi yang terpisah.
Pihak
lainnya (yang mempunyai pandangan terpadu) percaya bahwa laporan interim
merupakan bagian integral dari laporan tahunan dan pengangguhan serta akrual harus mempertimbangkan apa yang akan
terjadi selama satu tahun penuh.
Persyaratan
Pelaporan Interim
Perusahaan harus menggunakan metode
penetapan harga persediaan yang sama (FIFO, LIFO, dan yang lainnya) untuk
pelaporan interim seperti halnya pada laporan tahunan. Akan tetapi,
pengecualian-pengecualian berikut dapat diterima dalam periode pelaporan
interim :
1.
Perusahaan dapat menggunakan metode laba
kotor untuk penetapan harga persediaan interim, tetapi dibutuhkan pengungkapan
atas metode dan penyesuaian untuk merekonsiliasi dnegan persediaan tahunan
2.
Jika persediaan LIFO dilikuidasi pada
tanggal interim dan diperkirakan akan diganti kembali sebelum akhir tahun, maka
HPP harus mencakup perkiraan biaya penggantian dasar LIFO yang dilikuidasi dan
tidak mempengaruhi likuidasi interim
3.
Penurunan harga pasar persediaan tidak
dapat ditangguhkan setelah periode interim kecuali dianggap bersifat sementara
dan tidak ada kerugian yang diperkirakan untuk tahun fiskanl tersebut
4.
Varians yang direncanakan menurut sistem
biaya standar yang diperkirakan akan diserap sampai akhir tahun biasanya harus
ditangguhkan.
Masalah Unik dari Pelaporan Interim
·
Biaya
Iklan dan Biaya Sejenis (Biaya ini harus ditangguhkan
dalam periode interim jika manfaatnya melampaui periode tersebut, sebaliknya
biaya-biaya itu harus dibebankan pada saat terjadi
·
Beban
yang akan Disesuaikan pada Akhir Tahun (Biaya tersebut harus
diestimasi dan dialokasikan ke periode interim dengan cara terbaik yang mungkin
dilakukan)
·
Pajak
Penghasilan (Perusahaan pada suatu waktu biasanya
menganut pendekatan yang terakhir dan mengakrualkan pajak yang berlaku ke
masing-masing laba tambahan)
·
Pos-Pos
Luar Biasa (Membebankan atau mengkredit kerugian
atau keuntungan dalam kuartal di mana hal itu terjadi dan bukannya mencoba
beberapa alokasi periode berganda yang bersifat arbitrer)
·
Laba
Per Saham (Pelaporan Laba per Saham interim melibatkan semua
masalah inheren dalam menghitung dan menyajikan laba per saham tahunan serta
beberapa lainnya)
·
Faktor
Musiman (Faktor Musiman terjadi apabila penjulan dilakukan
dalam satu periode yang singkat dari satu tahun sementara beberapa biaya
terjadi secara merata sepanjang tahun tersebut)
·
Kontroversi
yang Berlanjut (Ketidak jelasam apakah metode terpidah,
terpadu, atau kombinasi dari keduanya yang akan digunakan sebagai standar)
LAPORAN
AUDITOR DAN MANAJEMEN
Dalam menyiapkan laporan ini, auditor
harus megikuti standar-standar pelaporan berikut :
1.
Laporan tersebut harus menyatakan apakah
laporan keuangan sudah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum
2.
Laporan tersebut harus mengidentifikasi
situasi di mana prinsip-prinsip semacam itu tidak dianut secara konsisten
selama periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya
3.
Pengungkapan informative dalam laporan
keuangan akan dianggap memadai kecuali dinyatakan sebaliknya pada laporan
tersebut
4.
Laporan tersebut harus mencakup suatu
pernyataan pendapat tentang laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu
asersi untuk mempengaruhi bahwa pendapat tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Situasi tertentu, walaupun tidak
mempengaruhi pendapat wajar tanpa pemgecualian dari auditor, mungkin
mengharuskan auditor untuk menambah paragraph penjelas pada laporan audit.
Beberapa situasi di atas yang lebih penting adalah sebagai berikut :
1.
Ketidakpastian
2.
Kurangnya konsistensi
3.
Penekanan Pada Suatu Hal
Laporan
Manajemen
Pembahasan
dan Analisis Manajemen
Bagian pembahasan dan Analisis Manajemen
mencakup tiga aspek keuangan dari bisnis perusahaan yaitu likuiditas, sumber
daya modal dan hasil operasi. Bagian ini juga harus memberikan informasi
tentang pengaruh inflasi dan perubahan harga jika material terhadap
kecendrungan laporan keuangan.
Tanggung
Jawab Manajemen terhadap Laporan Keuangan
SEC tekah mempertimbangkan untuk
megharuskan perusahaan membuat laporan tentang tanggung jawab manajemen
termasuk tanggung jawabnya atas dan penilaian atas sistem pengendalian
internal.
MASALAH
PELAPORAN YANG DIHADAPI SAAT INI
Pelaporan
Tentang Peramalan dan Proyeksi Keuangan
Pengungkapan tersebut mengambil salah
satu dari dua bentuk :
·
Peramalan
Keuangan (satu set laporan keuangan prospektif yang
menyajikan perkiraan posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas entitas
sesuai dengan pengetahuan serta keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung
jawab atas laporan keuangan tersebut)
·
Proyeksi
Keungan (laporan-laporan keungan prospektif yang menyajikan
perkiraan posisi keuangan, hasil operasi dan arus kas entitas dengan satu atau
lebih asumsi hipotesis sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan terbaik dari
pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut)
Pelaporan
Keuangan dengan Internet
Bagaimana
pelaporan keuangan dengan internet meningkatkan manfaat keseluruhan dari
laporan keuangan perusahaan ? Pertama, penyebaran laporan melalui web dapat
memungkinkan perusaha untuk berkomunikasi dengan lebih banyak pemakai
dibandingkan dengan laporan keuangan tradisional yang menggunakan kertas.
Selain itu pelaporan dengan internet juga memungkinkan pemakai laporan keuangan
untuk memanfaatkan berbagai alay, seperti mesin pencari dan hyperlinks guna
mencari informasi tentang perusahaan dnegan cepat dan terkadang mendownload
informasi untuk analisis menggunakan spreedsheets komputer. Akhirnya, pelaporan
dengan internet dapat membantu membuat laporan keungan lebih relevan dengan
mengizinkan perusahaan melaporkan data yang lebih rinci dan lebih tepat waktu
dibandingkan pelaporan yang terbuat dari kertas.
Hambatan
utama untuk mencapai pelaporan elektronik secara menyeluruh terkait dengan
kemanan akses ke pelaporan secara elektronik dan reabilitas informasi yang
disebarkan melalui internet.
Kecurangan
Pelaporan Keuangan
Kecurangan Pelaporan Keuangan adalah
tindakan disengaja atau lalai berupa tindakan atau peniadaan yang menghasilkan
laporan keuangan yang meneysatkan secara material. Kecurangan pelaporan dapat
melibatkan distorsi kasar dan disengaja atas catatan korporat atau misaplikasi
prinsip akuntansi.
Penyebab
Kecurangan Pelaporan Keuangan
Kecurangan biasanya terjadi karena
kondisi internal dan eksternal perusahaan. Kondisi internal berkaitan dengan
lemahnya sistem pengendalian internal. Faktor eksternal berkaitan dengan
kondisi indistri, lingkungan bisnis secara keseluruhan, atau pertimbangan hukum
dan peraturan. Selain itu itu ada tekanan situasional yang mencakup :
1.
Penurunan yang mendadak atas pendapatan
atau pangsa pasar
2.
Tekanan anggaran yang tidak realistis
3.
Tekanan keuangan yang berasal dari
rencana bonus
Peluang untuk membuat pelaporan keuangan
yang curang timbul dalam situasi di mana kecurangan tersebut mudah dilakukan
dan upaya deteksi sulit dilaksanakan. Peluang-peluang tersebut sering timbul
dari :
1.
Tidak adanya Dewan Direksi atau Komite
Audit
2.
Pengendalian akuntansi internal yang
lemah atau tidak ada
3.
Transaksi yang rumit atau tidak biasa
4.
Estimasi akuntansi yang memerlukan
pertimbangan sybyektif yang signifikan
5.
Staf audit yang tidak efektif
Terimakasih neng....
BalasHapusTerimakasih neng....
BalasHapusumak terbaik neng
BalasHapusTerima kasih kak, tulisannya sangat bermanfaat
BalasHapusTerimakasih banyak, sangat membantu
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusterima kasih kak, tulisannya kurang bermanfaat
BalasHapus