Jumat, 13 Maret 2015

PENGUNGKAPAN PENUH DALAM PELAPORAN KEUANGAN



PENGUNGKAPAN PENUH DALAM PELAPORAN KEUANGAN

PRINSIP PENGUNGKAPAN PENUH
IASB menyatakan bahwa beberapa informasi yang bermanfaat lebih baik disajikan dalam laporan keuangan dan beberapa lainnya lebih baik disajikan dengan menggunakan media pelaporan keuangan selain lapiran keuangan. Sebagai contoh, meskipun laba dan arus kas telah tersedia dalam laporan keuangan, namun para investor mungkin lebih baik melihat perbandingan hal itu dengan perusahaan lain dalam industry yang sama, yang bisa ditemui pada artikel berita atau laporan perusahaan perantara (broker).
                Seperti telah dinyatakan pada Bab 2, profesi akuntansi telah menerapkan prinsip pengungkapan penuh yang berlaku bagi pelaporan keuangan atas setiap fakta keuangan yang cukup signifikan untuk mempengaruhi pertimbangan pembaca yang menerima informasi itu. Bberapa pihak berpendapat bahwa persyaratan pelaporan sudah begitu rinci dan substansial sehingga pemakai akan mengalami kesulitan memahami informasi tersebut, mereka menuduh profesi akuntansi menyajikan informasi yang berlebihan (information overload).

Peningkatan Persyaratan Pelaporan
Penyebab peningkatan persyaratan pengungkapan ini adalah beragam, beberapa diantaranya adalah :
1.      Kerumitan Lingkungan Bisnis
2.      Kebutuhan akan informasi yang tepat waktu
3.      Akuntansi sebagai alat Pengendalian dan Pemantauan

Pengungkapan Diferensial
Suatu kecendrungan atau tren terhadap pengungkapan diferensial juga telah terjadi. Sebagai contoh, SEC mensyaratkan bahwa informasi substantive tertentu harus dilaporkan kepadanya. Walaupun informasi tersebut tidak terdapat dalam laporan tahunan kepada pemegang saham. Dan IASB menyadari bahwa persyaratan pengungkapan tertentu adalah mahal serta tidak diperlukan oleh perusahaan tertentu, telah menghapuskan persyaratan pelaporan untuk perusahaan non-publik atas bidang-bidang seperti nilai wajar instrument keuangan dan pelaporan segmen.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan merupakan alat  akuntansi untuk merinci atau menjelaskan pos-pos yang disajikan dalam batang tubuh laporan keuangan. Informasi yang berkaitan dengan pos-pos spesifik dari laporan keuangan dapat dijelaskan dalam istilah kualitatif, dan data-data pelengkap yang bersifat kuantitatif dapat disediakan untuk memperluas informasi dalam laporan keuangan.

Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi suatu entitas adalah prinsip serta metode akuntansi spesifik yang digunakan dan dianggap paling tepat untuk menyajikan laporan keuangan entitas tersebut secara wajar. Kebijakan itu merekomendasikan bahwa laporan yang menyebutkan kebijakan akuntansi yang dipakai dan diikuti oleh entitas pelapor juga harus disajikan sebagai bagian integral dari pelaporan keuangan.

MASALAH PENGUNGKAPAN
Pengungkapan Transaksi atau Peristiwa Khusus

Seorang akuntan diharapkan untuk melaporkan substansi ekonomi dan bukannya format hukum dari transaksi tersebut serta membuat pengungkapan yang memadai. IASB no 57 mengharuskan pengungkapan berikut untuk transaksi pihak terkait yang material :
1.      Sifat hubungan pihak yang terlibat
2.      Uraian tentang transaksi (termasuk transaksi di mana tidak ada jumlah atau jumlah nominal yang terlibat) untuk setiap periode di mana laporan laba rugi disajikan.
3.      Jumlah uang yang terlibat dalam transaksi untuk setiap periode di mana laporan laba rugi disajikan
4.      Jumlah yang terhutang dari atau kepada pihak terkait pada setiap tanggal neraca disajikan.

Peristiwa Setelah Tanggal Neraca (Peristiwa Kemudian)
                Catatan atas laporan keuangan harus menjelaskan setiap peristiwa keuangan siginifikan yang terjadi setelah tanggal neraca formal, tetapi sebelum laporan keuangan akhir diterbitkan. Peristiwa ini disebut peristiwa setekah tanggal neraca.
                Dua jenis peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca mungkinmemiliki pengaruh yang material terhadap laporan keuangan atau mungkin perlu dipertimbangkan untuk menginterpretasi laporan keuangan itu secara akurat :
1.      Peristiwa yang memberikan bukti tambahan tentang kondisi yang ada pada tanggal neraca, yang mempengaruhi estimasi yang digunakan dalam penyiapan laporan keuangan, dan oleh sebab itu mengakibatkan diperlukannya penyesuaian.
2.      Peristiwa yang memberikan bukti tentang kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca tetapi muncul sesudah tanggal neraca dan tidak membutuhkan penyesuaia laporan keuangan.

Pelaporan untuk Perusahaan yang Terdiversifikasi (Konglomerat)
Perusahaan akan selalu ragu mengungkapkan data segmental karena alasan-alasan berikut :
1.      Tanpa dilengkapi oleh pengetahuan usaha yang mendalam serta pemahaman atas faktor-faktor penting seperti lingkungan kompetitif dan kebutuhan investasi modal, seorang investor mungkin menganggap bahwa informasi segmentasi tidak berarti atau bahkan menarik kesimpulan yang tidak tepat tentang laba segmen yang dilaporkan
2.      Pengungkapan tambahan mungkin merugikan perusahaan pelapor karena membantu perusahaan pesaing, serikat pekerja, pemasok dan badan-badan pemerinta tertentu.
3.      Pengungkapan tambahan mungkin mencegah manajemen untuk mengambil risiko usaha  yang cermat karena segmen yang melaporkan kerugian atau laba yang kurang memuaskan mungkin menyebabkan rasa tidak puas pemegang saham terhadap manajemen
4.      Variasi yang luas di antara perusahaan-perusahaan dalam memilih segmen-segmen, alokasi biaya, dam masalah akuntansi lainnya telah mematasi manfaat informasi segmental
5.      Para investor melakukan investasi pada perusahaan secara keseluruhan dan bukan pada bebarapa segmen tertentu. Sehingga kinerja salah satu segmen bukan merupakan masalah jika kinerja secara keseluruhan dianggap memuaskan
6.      Beberapa masalah teknis tertentu, seperti klasifikasi segmen serta alokasi pendapatan dan biaya segmen terutama biaya bersama merupakan hal yang tidak dapat dihindari.

Tujuan Pelaporan Segmental
Tujuan dari pelaporan data keuangan segmental adalah untuk memberikan informasi tentang berbagai jenis aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan dan berbagai lingkungan ekonomi di mana perusahaan beroperasi, agar membantu pemakai laporan keuangan untuk :
1.      Memahami dengan lebih baik kinerja perusahaan
2.      Menilai dnegan lebih baik prospek arus kas bersih di masa depan
3.      Membuat lebih banyak pertimbangan yang cermat tentang perusahaan secara keseluruhan

Prinsip-Prinsip Dasar
IASB no 131 mengharuskan bahwa laporan keuangan bertujuan umum mencakup informasi tertentu atas dasar satu segmentasi. Metode yang dipilih disebut sebagai pendekatan manajemen. Pendekatan Manajemen ini didasarkan pada cara manajemen memilah-milah eprusahaan untuk membuat keputusan operasi. Akhirnya, segmen-segmen tersebut tercermin pada struktur organisasi perusahaan. Pendekatan manajemen itu berfokus pada informasi tentang komponen-komponen bisnis yang digunakan manajemen untuk menbuat keputusan operasional. Komponen-komponen tersebut disebut sebagai segmen operasi.

Mengidentifikasi Segmen Operasi
Suatu segemen operasi merupakan komponen perusahaan:
a.       Yang bergerak dalam kegiatan usaha yang menghasilkan pendapatan dan menimbulkan beban
b.      Yang hasil operasinya dikaji secara teraturn oleh para pembuat keputusan utama perusahaan untuk menilai knerja segmen dan mengalokasikan sumber daya kepada segmen tersebut
c.       Yang Informasi keuangannya tersedia dan dihasilkan oleh atau didasarkan pada sistem pelaporan keuangan internal

Informasi tentang dua atau lebihs egmen operasi dapat digabungkan hanya jika segmen-segmen tersebut memiliki karakteristik dasar yang sama dalam setiap bidang berikut ini :
a.       Sifat produk dan jasa yang disediakan
b.      Sifat proses produksi
c.       Jenis atau kelompok pelanggan
d.      Metode distribusi produk atau jasa
e.       Jika berlaku, sifat dan lingkungan peraturan

Suatu segmen operasi akan dianggap signifikan dan karenanya, diidentifikasi sebagai segmen yang dapat dilaporkan jika memenuhi satu atau lebih batasan kuantitatif berikut :
1.      Pendapatannya (termasuk penjualan kepada pelanggan eksternal dan penjualan atau transfer antarsegmen) mencapai 10% atau lebih dari total pendapatan seluruh segmen operasi perusahaan
2.      Jumlah absolute dari laba rugi mencapai 10% atau lebih dari jumlah absolute  (a) laba operasi gabungan dari seluruh segmen operasi yang mengalami laba, atau  (b) kerugian gabungan dari seluruh kegiatan segmen operasi yang melaporkan kerugian
3.      Aktiva yang dapat diidentifikasikannya mencapai 10% atau lebih dari aktiva gabungan seluruh segmen operasi

Prinsip-Prinsip Pengukuran
                Prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan untuk pengungkapan segmen tidak harus sama dengan prinsip-prinsip yang digunakan untuk membuat laporan konsolidasi. Fleksibilitas ini mungkin akan tampak seperti inkonsistensi. Namun, menyiapkan informasi segmen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum merupakan hal yang sulit karena beberapa prinsip tersebut diperkirakan tidak berlaku pada tingkatan segmen.
                Oleh IASB alokasi biaya gabungan, bersama atau biaya yang berlaku untuk perusahaan secara keseluruhan tidak diperlukan untuk tujuan pelaporan ekstenal. Biaya bersama adalah biaya yang terjadi karena terciptanya manfaat  bagi lebih dari satu segmen dan karenanya pembagian biaya antarsegmen yang mendapat manfaat  sangat sukar dilakukan secara objektif.

Infromasi Segmen yang Dilaporkan
IASB mengharuskan perusahaan untuk melaporkan :
1.      Informasi umum tentang segmen-segmen operasinya
2.      Laba dan rugi segmen serta informasi terkait
3.      Aktiva segmen
4.      Rekonsiliasi
5.      Informasi tentang produk dan jasa serta lokasi geografis
6.      Pelanggan utama

Laporan Interim
                Laporan Interim adalah laporan yang mencakup periode kurang dari setahun. Bursa saham, SEC dan profesi akuntansi telah berperan aktif dalam mengembangkan pedoman untuk penyajian laporan interim. Akan tetapi, karena sifatnya yang jangka pendek, laporan ini menciptakan kontroversi. Satu pihak (yang mempunyai pandangan terpisah) percaya bahwa setiap periode interim harus diperlakukan sebagai periode akuntansi yang terpisah.
                Pihak lainnya (yang mempunyai pandangan terpadu) percaya bahwa laporan interim merupakan bagian integral dari laporan tahunan dan pengangguhan serta  akrual harus mempertimbangkan apa yang akan terjadi selama satu tahun penuh.

Persyaratan Pelaporan Interim
Perusahaan harus menggunakan metode penetapan harga persediaan yang sama (FIFO, LIFO, dan yang lainnya) untuk pelaporan interim seperti halnya pada laporan tahunan. Akan tetapi, pengecualian-pengecualian berikut dapat diterima dalam periode pelaporan interim :
1.      Perusahaan dapat menggunakan metode laba kotor untuk penetapan harga persediaan interim, tetapi dibutuhkan pengungkapan atas metode dan penyesuaian untuk merekonsiliasi dnegan persediaan tahunan
2.      Jika persediaan LIFO dilikuidasi pada tanggal interim dan diperkirakan akan diganti kembali sebelum akhir tahun, maka HPP harus mencakup perkiraan biaya penggantian dasar LIFO yang dilikuidasi dan tidak mempengaruhi likuidasi interim
3.      Penurunan harga pasar persediaan tidak dapat ditangguhkan setelah periode interim kecuali dianggap bersifat sementara dan tidak ada kerugian yang diperkirakan untuk tahun fiskanl tersebut
4.      Varians yang direncanakan menurut sistem biaya standar yang diperkirakan akan diserap sampai akhir tahun biasanya harus ditangguhkan.

Masalah Unik dari Pelaporan Interim
·         Biaya Iklan dan Biaya Sejenis (Biaya ini harus ditangguhkan dalam periode interim jika manfaatnya melampaui periode tersebut, sebaliknya biaya-biaya itu harus dibebankan pada saat terjadi
·         Beban yang akan Disesuaikan pada Akhir Tahun (Biaya tersebut harus diestimasi dan dialokasikan ke periode interim dengan cara terbaik yang mungkin dilakukan)
·         Pajak Penghasilan (Perusahaan pada suatu waktu biasanya menganut pendekatan yang terakhir dan mengakrualkan pajak yang berlaku ke masing-masing laba tambahan)
·         Pos-Pos Luar Biasa (Membebankan atau mengkredit kerugian atau keuntungan dalam kuartal di mana hal itu terjadi dan bukannya mencoba beberapa alokasi periode berganda yang bersifat arbitrer)
·         Laba Per Saham (Pelaporan Laba per Saham interim melibatkan semua masalah inheren dalam menghitung dan menyajikan laba per saham tahunan serta beberapa lainnya)
·         Faktor Musiman (Faktor Musiman terjadi apabila penjulan dilakukan dalam satu periode yang singkat dari satu tahun sementara beberapa biaya terjadi secara merata sepanjang tahun tersebut)
·         Kontroversi yang Berlanjut (Ketidak jelasam apakah metode terpidah, terpadu, atau kombinasi dari keduanya yang akan digunakan sebagai standar)


LAPORAN AUDITOR DAN MANAJEMEN
Dalam menyiapkan laporan ini, auditor harus megikuti standar-standar pelaporan berikut :
1.      Laporan tersebut harus menyatakan apakah laporan keuangan sudah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
2.      Laporan tersebut harus mengidentifikasi situasi di mana prinsip-prinsip semacam itu tidak dianut secara konsisten selama periode berjalan dibandingkan dengan periode sebelumnya
3.      Pengungkapan informative dalam laporan keuangan akan dianggap memadai kecuali dinyatakan sebaliknya pada laporan tersebut
4.      Laporan tersebut harus mencakup suatu pernyataan pendapat tentang laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi untuk mempengaruhi bahwa pendapat tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

Situasi tertentu, walaupun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pemgecualian dari auditor, mungkin mengharuskan auditor untuk menambah paragraph penjelas pada laporan audit. Beberapa situasi di atas yang lebih penting adalah sebagai berikut :
1.      Ketidakpastian
2.      Kurangnya konsistensi
3.      Penekanan Pada Suatu Hal

Laporan Manajemen
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Bagian pembahasan dan Analisis Manajemen mencakup tiga aspek keuangan dari bisnis perusahaan yaitu likuiditas, sumber daya modal dan hasil operasi. Bagian ini juga harus memberikan informasi tentang pengaruh inflasi dan perubahan harga jika material terhadap kecendrungan laporan keuangan.

Tanggung Jawab Manajemen terhadap Laporan Keuangan
SEC tekah mempertimbangkan untuk megharuskan perusahaan membuat laporan tentang tanggung jawab manajemen termasuk tanggung jawabnya atas dan penilaian atas sistem pengendalian internal.

MASALAH PELAPORAN YANG DIHADAPI SAAT INI
Pelaporan Tentang Peramalan dan Proyeksi Keuangan
Pengungkapan tersebut mengambil salah satu dari dua bentuk :
·         Peramalan Keuangan (satu set laporan keuangan prospektif yang menyajikan perkiraan posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas entitas sesuai dengan pengetahuan serta keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut)
·         Proyeksi Keungan (laporan-laporan keungan prospektif yang menyajikan perkiraan posisi keuangan, hasil operasi dan arus kas entitas dengan satu atau lebih asumsi hipotesis sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut)

Pelaporan Keuangan dengan Internet
                Bagaimana pelaporan keuangan dengan internet meningkatkan manfaat keseluruhan dari laporan keuangan perusahaan ? Pertama, penyebaran laporan melalui web dapat memungkinkan perusaha untuk berkomunikasi dengan lebih banyak pemakai dibandingkan dengan laporan keuangan tradisional yang menggunakan kertas. Selain itu pelaporan dengan internet juga memungkinkan pemakai laporan keuangan untuk memanfaatkan berbagai alay, seperti mesin pencari dan hyperlinks guna mencari informasi tentang perusahaan dnegan cepat dan terkadang mendownload informasi untuk analisis menggunakan spreedsheets komputer. Akhirnya, pelaporan dengan internet dapat membantu membuat laporan keungan lebih relevan dengan mengizinkan perusahaan melaporkan data yang lebih rinci dan lebih tepat waktu dibandingkan pelaporan yang terbuat dari kertas.
                Hambatan utama untuk mencapai pelaporan elektronik secara menyeluruh terkait dengan kemanan akses ke pelaporan secara elektronik dan reabilitas informasi yang disebarkan melalui internet.

Kecurangan Pelaporan Keuangan
Kecurangan Pelaporan Keuangan adalah tindakan disengaja atau lalai berupa tindakan atau peniadaan yang menghasilkan laporan keuangan yang meneysatkan secara material. Kecurangan pelaporan dapat melibatkan distorsi kasar dan disengaja atas catatan korporat atau misaplikasi prinsip akuntansi.
Penyebab Kecurangan Pelaporan Keuangan
Kecurangan biasanya terjadi karena kondisi internal dan eksternal perusahaan. Kondisi internal berkaitan dengan lemahnya sistem pengendalian internal. Faktor eksternal berkaitan dengan kondisi indistri, lingkungan bisnis secara keseluruhan, atau pertimbangan hukum dan peraturan. Selain itu itu ada tekanan situasional yang mencakup :
1.      Penurunan yang mendadak atas pendapatan atau pangsa pasar
2.      Tekanan anggaran yang tidak realistis
3.      Tekanan keuangan yang berasal dari rencana bonus

Peluang untuk membuat pelaporan keuangan yang curang timbul dalam situasi di mana kecurangan tersebut mudah dilakukan dan upaya deteksi sulit dilaksanakan. Peluang-peluang tersebut sering timbul dari :
1.      Tidak adanya Dewan Direksi atau Komite Audit
2.      Pengendalian akuntansi internal yang lemah atau tidak ada
3.      Transaksi yang rumit atau tidak biasa
4.      Estimasi akuntansi yang memerlukan pertimbangan sybyektif yang signifikan
5.      Staf audit yang tidak efektif

7 komentar: