Jumat, 13 Maret 2015

Ekuitas Pemegang Saham



EKUITAS PEMEGANG SAHAM

BENTUK PERSEROAN
Karakter khusus dari bentuk perseroan yang mempengaruhi akuntansi adalah :
1.      Pengaruh hukum perseroan Negara bagian
2.      Penggunaan modal saham atau sistem saham
3.      Pengembangan berbagai kepentingan kepemilikan

Hukum Perseroan Negara Bagian
            Siapapun yang ingin mendirikan perusahaan harus menyerahkan anggaran dasar perusahaan (articles of incorporation) pada Negara bagian tempat perusahaan itu didirikan.

Modal Saham atau Sistem Saham
            Ekuitas pemegang saham dalam satu perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah besar unit atau lembar saham. Setiap saham memiliki hak dan keistimewaaan tertentu yang hanya dapat dibatasi oleh kontrak khusus pada saat saham diterbitkan. Seseorang harus meneliti anggaran dasar perusahaan, sertifikat saham, dan ketentuan hukum Negara bagian untuk meyakinkan pembatasan atas atau variasi dari hak dan keitimewaan standar. Jika tidak ada ketentuan yang membatasi, maka setiap saham memiliki hk-hak berikut :
1.      Untuk membagi laba dan rugi secara proporsional
2.      Untuk ikut serta dalam manajemen (hak untuk memilih direktur) secara proporsional
3.      Untuk membagi aktiva perusahaan apabila terjadi likuidasi secara roporsional
4.      Untuk ikut serta secara proporsional dalam setiap penerbitan saham baru dari kelompok
yang sama disebut hak istimewa.

Hak Istimewa untuk melindungi seorang pemegang saham dari kehilangan kepentingan kepemilikan di luar kemauannya. Tanpa hak ini, pemegang saham yang memiliki persentase kepentingan tertentu akan merasa dirugikan akibat penerbitan saham tambahan tanpa sepengetahuannya pada tingkat harga yang tidak menguntungkan mereka. Namun banyak perseroan yang menghapus hak istimewa ini. Mengapa ? karena hak istimewa ini melekat pada saham yang akan membuat perusahaan tidak dapat menerbitkan lebih banyak saham tambahan, seperti yang sering dilakukan ketika mengakuisisi perusahaan lain.
Berbagai Kepentingan Kepemilikan
            Dalam setiap perseroan ada kelompok saham yang mewakili kepemilikan dasar, yaitu saham biasa dan saham preferen. Saham Biasa adalah hak residu perseroan yang menanggung ririko besar bila terjadi kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Pegeang saham ini tidak dijamin akan menerima dividen tetapi mereka ikut dalam manajemen perusahaan. Sedangkan shama preferen adalah sebagai pengganti atas setiap preferensi khusus, pemegang saham preferen menjadi prioritas untuk mengklaim laba. Mereka dijaminkan untuk memperoleh laba dan biasanya pada tingkat yang telah ditetapkan dan didahuukan pembayarannya daripada pemegang saham biasa, namun mereka tidak memilik hak suara dalam manajemen perusahaan.

MODAL PERSEROAN
Tiga kategori ini biasanya muncul sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham :
1.      Modal Saham
2.      Tambahan Modal Disetor
3.      Laba Ditahan

PENERBITAN SAHAM
Masalah akuntansi yang ada pada penerbitan saham akan dibahas dalam topic berikut :
1.      Akuntansi untuk saham dengan nilai pari
2.      Akuntansi untuk saham tanpa nilai pari
3.      Akuntansi untuk penerbitan saham yang digabungkan dengan sekuritas lainnya (penjualan lump sum)
4.      Akuntansi untuk saham yang diterbitkan dalam transaksi non kas
5.      Akuntansi untuk biaya penerbitan saham

Saham dengan Nilai Pari
Untuk memperlihatkan informasi tentang penerbitan saham dengan nilai pari, akun harus dipertahankan untuk masing-masing kelompok saham berikut :
1.      Saham Preferen atau Saham Biasa. Kedua akun ini mencerminkan nilai pari saham perseroan yang diterbitkan. Akun ini dikredit ketika saham pertama kali diterbitkan. Tidak ada ayat jurnal tambahan pada akun ini kecuali saham tambahan yangditerbitkan atau saham yang ditarik
2.      Modal Disetor yang Melebihi Nilai Pari atau Tambahan Modal (Additional Paid-in Capital). Menunjukkan setiap nilai pari yang disetor oleh pemegang saham sebagai pengganti saham yang diterbitkan untuk mereka

Saham Tanpa Nilai Pari
            Banyak Negara bagian mengizinkan penerbitan modal saham tanpa nilai pari. Jika saham tidak memiliki nilai pari maka perlakuan yang dapat dipertanyakan dalam menggunakan nilai pari sebagai dasar untuk nilai wajar tidak akan muncul. Situasi ini memiliki keunggulan tertentu jika saham yang diterbitkan untuk pos-pos property seperti aktiva tetap berwujud atau tidak berwujud.
            Kelemahan utama dari saham tanpa nilai pari adalah bahwa beberapa Negara bagian mengenakan pajak yang tinggi atas penerbitan ini, dan totalnya akan dimasukkan sebagai modal dasar yang akan mengurangi fleksibilitas dalam pembayaran dividen.

Saham yang Diterbitkan dengan Sekuritas Lainnya (Penjualan Lump Sum)
            Masalah akuntansi dalam penjualan lump sum adalah mengalokasikan hasil di antara beberapa kelompok sekuritas. Perusahaan menggunakan dua metode alokasi yang tersedia yaitu : (1) metode proporsional, (2) metode inkremental
Metode Proporsional adalah jika nilai pasar wajar atau dasar lainnya yang baik untuk menentukan nilai relative setiap kelompok sekuritas tersedia, maka nilai lump sum yang diterima dialokasikan antara kelompok-kelompok sekuritas atas dasar proporsional.
Metode Inkremental adalah jika nilai pasar wajar semua kelompok sekuritas tidak dapat ditentukan, maka metode incremental dapat digunakam. Nilai pasar sekuritas itu digunakan sebagai dasar untuk kelompok-kelompok yang telah diketahui dan sisa dari nilai lump sum dialokasikan ke kelompok di mana nilai pasar tidak diketahui.

Saham yang Diterbitkan dalam Transaksi Nonkas
            Akuntansi untuk penerbitan saham atas priperti atau jasa kadang-kadang menimbulkan maslaah dalam penilaian. Aturan umumnya adalah ; Saham yang diterbitkan untuk jasa atau property selain kas harus dicatat, baik pada nilai pasar wajar saham yang diterbitkan maupun pada nilai pasar wajar pertimbangan non kas yang dterima, tergantung mana yang dapat ditentukan secara jelas. Jika keduanya telah dapat ditentukan, dan transaksi itu merupaan hasil pertukaran jarak jauh, maka kemungkinan terjadinya perbedaan nilai pasar wajar sangatlah kecil. Dalam kasus seperti itu, tidak menjadi masalah mana yang akan digunakan sebagai dasar untuk penilaian pertukaran.

Biaya Penerbitan Saham
            Ketika sebuah perusahaan menerbitkan saham, ,maka seharusnya melaporkan biaya yang dikeluarkan untuk menjual saham, seperti biaya penjaminan,biaya akuntansi dan hukum, biaya percetakan dan pajak sebagai pengurang jumlah yang disetor. Oleh karena itu, biaya penerbitan didebet ke Tambahan Modal Disetor karena biaya tersebut tidak berhubungan dengan operasi perusahaan. Gaji manajemen dan biaya tidak langsung lainnya yang berhubungan dengan penerbitan saham harus dibebankan pada saat dikeluarkan karena sulit untuk menetapkan hubungan antara biaya-biaya tersebut yang diterima dari hasil penjualan.

REAKUISISI SAHAM
            Alasan perusahaan membeli kembali sahamnya yang beredar cukup bervariasi. Beberapa alasan utamanya adalah :
1.      Untuk memenuhi distribusi pajak yang efisien dari kelebihan kas kepada pemegang saham. Tingkat keuntungan modal kas atas penjualan saham kepada perusahaan oleh pemegang saham diperkirakan sekitar setengah tarif pajak biasa. Keuntungan ini agak terkurangi karena baru-baru ini terjadi perubahan mengenai hukum pajak yang berkenaan dengan dividen
2.      Untuk meningkatkan laba per saham dan pegembalian atas ekuitas (ROE). Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar dan mengurangi ekuitas pemegang saham, rasio kinerja tertentu sering kali meningkat.
3.      Untuk memenuhi saham dalam kontrak kompensasi saham karyawan atau memenuhi kebutuhan merger yang potensial. Honeywell Inc. melaporkan bahwa sebagian dari pembeliannya atas satu juta lembar saham biasa igunakan untuk kontrak opsi saham karyawan
4.      Untuk mengurangi upaya pengambilalihan atau mengurangi jumlah pemegang saham. Dengan mengurangi jumlah saham yang dipegang public, pemilik sekarang dan manajemen dapat menghindari pihak luar untuk mengendalikan perusahaan atau pengaruh yang signifikan.
5.      Membentuk pasar bagi saham. Dengan membeli saham di pasar modal, diciptakan suatu permintaan yang dapat menstabilan harga saham atau dalam kenyataannya meningkatkan harga saham itu.

Pembelian Saham Treasuri
Ada dua metode yang umum digunakan :
1.      Metode Biaya. Menghasilkan pendebetan akun Saham Treasuri untuk biaya reakusisi, serta dalam pelaporan akun ini sebagai suatu pengurangan dari total modal dsetor dan laba ditahan di neraca
2.      Motode Nilai Pari atau Nilai Ditetapkan. Mencatat semua transaksi saham treasuri pada nilai parinya dan melaporkan saham treasuri hanya sebagai pengurang atas modal saham.

Penjualan Saham Treasuri
Ada dua metode yang digunakan, yaitu :
1.      Penjualan Saham Traesuri di Atas Harga Pokoknya. Apabila harga jual saham treasuri lebih besar dari harga pokonya, maka perbedaan ini dikredit ke Modal Disetor dari Saham Treasuri
2.      Penjualan Saham Treasuri di Bawah Harga Pokok. apabila saham treasuri dijual dibawah harga pokok, maka kelebihan harga pokok atas harga jual didebet ke Modal Disetr dari Saham Treasuri.

Penarikan Saham Treasuri
            Dewan direksi dapat menyetujui penarikan saham terasuri. Penarikan saham treasuri mempunyai status sebagai saham yang diotorisasi dan saham yang belum diterbitkan. Pengaruh akuntansinya adalah sama dengan penjualan saham treasuri kecuali bahwa debet dilakukan ke akun modal disetor yang dapat diaplikasikan ke penarikan saham, bukan ke kas.
SAHAM PREFEREN
            Saham dengan kelas khusus yang memiliki kelebihan atau fitur yang tidak dimiliki saham biasa. Karakteristik saham preferen :
1.      Preferensi ats dividen
2.      Preferensi atas aktiva pada saat likuidasi
3.      Dapat dikonversi menjadi saham biasa
4.      Dapat ditebus pada opsi perseron
5.      Tidak mempunyai hak suara

Karakteristik Saham Preferen
1.      Saham Preferen Kumulatif
Dinyatakan bahwa jika perseroan gagal membayar dividen dalam satu tahun, maka harus dibayarkan dalam tahun berikutnya sebelum laba dapat dbagikan kepada pemegang saham biasa
2.      Saham Preferen Partisipasi
Pemegang saham ini membagi rata dengan pemegang saham biasa setiap pembagian laba di luar tingkat yang ditentukan.
3.      Saham Preferen Konvertibel
Mengizinkan pemegang saham, menurut opsinya, menukar saham preferen menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan sebelumnya.
4.      Saham Preferen yang Dapat Ditarik
Mengizinkan perusahaan penerbit saham untuk menarik atau menebus, pada opsinya, saham preferen yang beredar pada tanggal tertentu di masa depan dan pada harga yang telah ditentukan.
5.      Saham Preferen yang Dapat Ditebus
Terbitan saham preferen yang mempunyai karakter yang membuat sekuritas itu bersifat seperti hutang (mempunyai kewajiban hukum untuk membayar) dan bukan seperti instrument ekuitas. Misalnya pada saham preferen yang dapat ditebus ini mempunyai periode penebusan wajib atau karakter penebusan yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan penerbit saham.

Akuntansi dan Pelaporan Saham Preferen
            Akuntansi saham preferen pada saat penerbitannya sama dengan akuntansi saham biasa. Perusahaan mengalokasikan proceeds antara nilai pari saham preferen dan tambahan modal disetor. Berkebalikan dengan obligasi konvertibel (dicatat sebagai kewajiban saat tanggal penerbitan), perusahaan memasukkan saham preferen konvertibel sebagai ekuitas pemegang saham. Di samping itu, ketika menerbitkan saham preferen konvertibel, tidak ada justifikasi teoritis untuk mengakui keuntungan atau kerugian. Perusahaan tidak mengakui keuntungan atau kerugian ketika berurusan dengan pemegang saham dalam kapasitas mereka sebagai pemilik perusahaan. Namun perusahaan memakai metode nilai buku : mendebit saham preferen dan tambahan modal disetor yang terkait dan mengkredit saham biasa dan tambahan modal disetor (apabila ada kelebihan)

KEBIJAKAN DIVIDEN
            Sangat sedikit perusahaan yang membayar dividen dalam jumlah yang sama dengan laba ditahan yang tersedia secara legal. Alasan utamanya adalah Sebagai berikut :
1.      Persetujuan (kontrak obligasi) dengan kreditor tertentu untuk menahan semua atau sebagian laba, dalam bentuk aktiva, guna membentuk proteksi tambahan terhadap kemungkinan kerugian
2.      Beberapa hukum perseroan Negara bagian mensyaratkan bahwa laba yang ekuivalen dengan biaya saham treasuri yang dibeli dilarang untuk diumumkan sebagai dividen
3.      Kerugian untuk menahan aktiva yang tidak dibayarkan sebagai dividen guna membiayai pertumbuhan atau ekspansi
4.      Keinginan untuk memperlancar pembayaran dividen dari tahun ke tahun dengan mengakumulasi laba dalam tahun-tahun yang menghasilkan laba dan menggunakan akumulasi itu sebagai dasar untuk membayar dividen tahun-tahun yang buruk
5.      Keinginan untuk membentuk perlindungan atau penyangga terhadap kemungkinan kerugian atau kesalahan dalam kalkulasi laba.

Kondisi Keuangan dan Pembagian Dividen
            Eksistensi kewajiban lancar sangat kuat menyatakan bahwa sebagian dari kas diperlukan untuk membayar kewajiban lancar ketika jatuh tempo. Selain itu kebutuhan akan uang tunai sehari-hari untuk penggajian dan pengeluaran lainnya yang tidak dimasukkan dalam kewajiban lancar juga memerlukan kas.
            Jadi, sebelum dividen diumumkan, manajemen harus mempertimbangkan ketersediaan dana untuk membayar dividen. Suatu dividen sebaiknya tidak dibayarkan kecuali baik posisi keuangan sekarang ataupun yang akan datang tampak menjamin pembagian dividen.

Jenis-Jenis Dividen
1.      Dividen Tunai
Pengumuman dividen tunai merupakan kewajiban dan karena pembayaran biasanya harus harus dilakukan dengan segera dan biasanya disebut sebagai kewajiban lancar
2.      Dividen Properti
Hutang dividen dalam bentuk aktiva perusahaan selain kas, dapat berupa barang dagang, real estate, atau investasi yang dirancang oleh dewan direksi. Ketika dividen property diumumkan, maka perusahaan harus menetapkan kembali nilai wajar property yang akan dibagikan dengan mengakui setiap keuntungan atau kerugian sebagai perbedaan nilai wajar dengan nilai buku pada tanggal pengumuman.
3.      Dividen Likuidasi
Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan, yang menyiratkan bahwa dividen ini merupakan pengembalian dari investasi pemegang saham dan bukan dari laba. Dengan kata lain, setiap dividen yang tidak didasarkan pada laba merupakan pengurangan modal disetor prusahaan dan sejauh itu merupakan dividen likuidasi
4.      Dividen Saham
Penerbitan oleh suatu perseroan atas saham miliknya sendiri kepada pemegang saham atas dasar prorata.




Pemecahan Saham
            Manajemen dari banyak perusahaan merasa yakin bahwa untuk menjalin hubungan dengan masyarakat yang lebih baik, kepemilikan yang lebih luas sangat diperlukan. Karena itu, mereka ingin memiliki harga pasar yang cukup rendah sehingga berada dalam batas kemampuan mayoritas calon investor. Untuk mengurangi nilai pasar saham, cara yang biasa dilakukan adalah dengan melakukan pemecahan saham.
            Dari sudu pandang akuntansi, tidak ada ayat jurnal untuk mencatat pemecahan saham. Namun suatu catatn memorandum dibuat untuk menunjukkan bahwa nilai pari saham telah berubah, dan jumlah saham telah bertambah.

Perbedaan Pemecahan Saham dan Dividen Saham
            Pemecahan saham menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar dan penurunan nilai pari atau nilai ditetapkan per saham. Sementara dividen saham, meskipun menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar, namun tidak mengurangi nilai pari, jadi dividen itu menambah total nilai pari saham yang beredar.
            Ketika tambahan saham diterbtikan dengan tujuan mengurangi harga pasar per unit, maka pembagian itu lebih merupakan pemecahan saham daripada dividen saham. Pembagian ini biasanya timbul jika jumlah saham yang diterbitkan lebih besar dari 20%-25% jumlah saham yang beredar sebelumnya.
            ­­­­­­­­­Selain itu, karena nilai pari saham yang beredar juga tidak berubah, maka transfer dari laba ditahan hanya dilakukan jumllah yang disyaratkan menurut akta. Biasanya hal ini merupakan transfer laba ditahan ke modal saham sebesar nilai pari saham yang diterbitkan yang berlawanan dengan transfer nilai pasar sham yang diterbitkan.

ANALISIS
Tiga rasio yang digunakan yaitu :
1.      Tingkat Pengembalian atas ekuitas saham biasa
2.      Rasio pembayaran
3.      Nilai buku per saham



Tingkat Pengembalian Atas Ekuitas Saham Biasa
                                                                        Laba Bersih-Dividen Saham Preferen
Tingkat Pengembalian atas saham biasa =
                                                                Rata-Rata Ekuitas Pemegang Saham

                                             Dividen Tunai       
Rasio Pembayaran =
                                         Laba Bersih-Dividen Preferen

                                                Ekuitas Pemegang Saham Biasa
Nilai Buku Per Saham =
                                                      Saham yang Beredar

1 komentar: