PERUBAHAN
AKUNTANSI
IASB telah menetapkan kerangka kerja
pelaporan yang mencakup tiga jenis perubahan akuntansi. Tiga jenis perubahan
akuntansi adalah :
1.
Perubahan
Prinsip Akuntansi. Prubahan dari satu prinsip akuntansi
yang berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum lainnya. Sebagai
contoh, perunahan metode penilaian persediaan dari LIFO menjadi biaya rata-rata.
2.
Perubahan
Estimasi Akuntansi. Perubahan yang terjadi sebagai akibat
dari informasi baru atau diperolehnya pengalaman tambahan. Contohnya adalah
perubahan estimasi umur manfaat aktiva yang dapat disusutkan
3.
Perubahan
Entistas Pelaporan. Perubahan dari pelaporan sebagai satu
jenis entitas ke jenis entitas lainnya. Sebagai contoh, perubahan anak
perusahaan spesifik dalam satu kelompok perusahaan di mana laporan keuangan
konsolidasi disusun.
Kategori keempat membutuhkan perubahan
akuntansi, walaupun hal ini tidak diklasifikasikan sebagai perubahan akuntansi
:
4.
Kesalahan-Kesalahan
dalam Laporan Keuangan. Kesalahan yang terjadi sebagai
akibat dari kesalahan matematis, keslahaan penerapan prinsip akuntansi, atau
kelalaian atau penyalahgunaan fakta yang ada pada saat laporan keuangan
disusun. Contohnya adalah penerapan metode persediaan eceran yang tidak tepat
dalam menentukan persediaan akhir
PERUBAHAN
PRINSIP AKUNTANSI
Perubahan prinsip akuntansi melibatkan
perubahan dari satu prinsip ekonomi yang berlaku umum ke yang lainnya.
Pengujian yang seksama harus dilaksanakan dalam setiap situasi ini untuk
memastikan bahwa perubahan prinsip memang telah terjadi. Akhrinya, jika prinsip
akuntansi yang sebelumnya diikuti tidak dapat diterima atau jika prinsip itu
diterapkan secara tidak benar, maka perubahan ke prinsip akuntansi yang berlaku
umum dianggap sebagai koreksi kesalahan Perpindahan dari akuntansi dasar kas
atau pajak penghasilan ke dasar akrual dianggap juga sebagai koreksi kesalahan.
Tiga oendekatan berikut telah disarankan
untuk melaporkan perubahan prinsip akuntans :
1.
Pelaporan
Perubahan pada Periode Berjalan. Pengaruh kumulatif
adalah perbedaan laba tahun sebelumnya
antara metide baru dan metode lama. Penyesuaian ini kemudian dilaporkan hanya
dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Perusahan tidak mengubah laporan
keuangan tahun sebelumnya.
2.
Pelaporan
Perubahan Secara Retrospektif. Penyesuaian
Retrospektif atas laporan keuangan akan menyusun kembali laporan keuangan tahun
sebelumnya atas dasar yang konsisten dengan prinsip yang baru ditetapkan.
Perusahaan menyajikan pengaruh kumulatif dari perubahan sebagai penyesuaian
atas laba ditahan awal tahun paling awal yang disajikan dalam laporannya.
3.
Pelaporan
Perubahan secara Prospektif (di masa depan). Pada
pendekatan ini, hasil yang telah dilaporkan sebelumnya biasanya tidak diubah.
Saldo awal tidak perlu disesuaikan. Pendukung pendekatan ini berargumen bahwa
seteah manajemen menyajikan laporan
keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang dapat diterima, maka laporan
tersebut sudah final, manajemen tidak dapat mengubah peirode sebelumnya dengan
menerapkan prinsip baru.
Pendekatan
Perubahan Akuntansi Retrospektif
Ketika perushaan mengubah satu prinsip
akuntansi, perubahan tersebut sebaiknya dilaporkan dengan aplikasi
retrospektif. Secara umum, perusahaan tersebut harus melakukan hal-hal berikut
ini :
1.
Perusahaan mengoreksi laporan
keuangannya pada setiap periode yang tercakup. Maka, informasi laporan keuangan
terkait periode terdahulu akan berdasar pada prinsip akuntansi yang baru
2.
Perusahaan mengoreksi nilai pindah buku
atas aktiva kewajiban terhitung awal tahun petama yang menckup dalam laporan.
Maka, akun-akun tersebut mencerminkan pengaruh kumulaitf pada periode-periode
terdahulu akibat perubahan pada periode-periode yang lebih baru. Perusahan juga
melakukan koreksi pengimbang (offset) terhadap neraca pembukuan atas akun laba
ditahan atau kompnen relevan lainnya dalam ekuitas pemegang saham atau akiva
bersih terhitng awal tahun pertama yang tercantum dalam laporan.
Melaporkan
Perubaahan Prinsip Akuntansi
Pengungkapan perubahan akuntansi
sangatlah penting. Para pemakai laporan keuangan menginginkan informasi
konsisten dari satu periode ke periode berikutnya. Konsisten seperti ini
menjamin manfaat laporan keuangan. Persyaratan pengungkapan utama disajikan
berikut ini :
1.
Sifat dan alasan perubahan prinsip
akuntansi tersebut. Bagian ini harus menyerahkan penjelasan mengenai kelebihan
prinsip akuntansi baru tersebut.
2.
Metode penerapan perubahan tersebut, dan
:
·
Deskripsi, informasi periode terdahulu
yang telah dikoreksi secara retrospektif
·
Pengaruh perubahan tersebut terhadap
laba operasi yang berlanjut, laba bersih setiap item dalam satu bagian yang
ikut berpengaruh dan setiap nlai per saham yangvterpengaruh dalam periode berajalan dan salam stiap periode
terdahulu yang terkoreksi secara retrospektif
·
Pengaruh kumulatif perubahan terhadap
laba ditahan atau komponen ekuitas atau aktiva bersih dalam laporan posisi
keuangan tehitung periode paling terdahulu yang tercatat didalamnya.
Penyesuaian
Laba Ditahan
Salah satu syarat pengungkapan adalah
penyajian pengaruh kumulatif dari perubahan akuntansi terhadap nilai laba
ditahan terhitung awal periode paling terdahulu yang termasuk dalam laporan.
Pengaruh
Langsung
IASB berketetapan bahwa perusahaan harus
menetapkan pengaruh langsung perubahan prinsip akuntansi secara retrospektif.
Contohnya, pengaruh langsung berupa koreksi neraca persediaan akibat perubahan
metode penilaian persediaan.
Pengaruh
Tidak Langsung
Selain pengaruh langsung, perusahaan
juga dapat mengakami pengaruh tidak langsung terkait perubaha prinsip
akuntansi. Pengaruh tidak langsung adalah semua perubahan atas arus kas
erusahaan pada periode berjalan atau masa depan yang disebabkan oleh perubehan
prinsip akuntansi yang diterapkan secara retrospektif. Contohnya, pengaruh
tidak langsung berupa perubahan pembagian laba atau pembayaran royalty yang
bergantung pada nilai dalam laporan seperti pendapatan atau laba bersih.
Pengaruh tidak langsung tidak mengubah nilai-nilai dalam laporan pada periode
terdahulu.
Ketidakpraktisan
Penerapan retrospektif dianggap tidak
praktis jika perusahaan tidak dapat menentukan pengarub periode terdahulu
bahkan setelah mengusahakan semua cara yang masuk akal. Perusahan tidak boleh
memakai penerapan retrospektif bila memenuhi salah satu kondisi berikut ini :
1.
Perusahaan tidak dapat menentukan
pengaruh penerapan retrospektif
2.
Penerapan retrospektif memerlukan
penetapan asumsi-asumsi mengenai rencana kerja pihak manajemen pada perode
terdahulu
3.
Penerapan retrospektif memerlukan
estimasi-estimasi signifikan terkait periode terdahulu dan perusahaan tidak
dapat secara objektif mengesahkan informasi yang diperlukan dalam menetapkan
estimasi-estimasi tersebut
PERUBAHAN
ESTIMASI AKUNTANSI
Penyusunan laporan keuangan memerlukan
estimasi dampak dari kondisi-kondisi dan peristiwa di masa dtang. Berikut ini
adalah contoh pos-pos yang memerlukan estimasi
·
Piutang tak tertagih
·
Keusangan Persediaan
·
Umur manfaat dan nilai sisa aktiva
·
Periode yang menerima manfaat dari biaya
yang ditangguhkan
·
Kewajiban untuk biaya garansi dan pajak
penghasilan
·
Cadangan mineral yang dapat dipulihkan
kembali
·
Perubahan metode penyusutan
Perubahan estimasi harus ditangani
secara propektif. Yaitu, tidak ada perubahanyang harus dibuat dalam hasil yang
dilaporkan sebelumnya. Jadi, pengaruh dari semua perubahan estimasi
diperhitungkan pada (1) periode
perubahan jka perubahan itu hanya mempengaruhi periode bersangkutan atau (2) perubahan periode dan periode di masa
datang jika perubahan tersebut
mempengaruhi keduanya. Akibatnya perubahan estimasi dipandang sebagai koreksi
atau penyesuaian normal yang berulang, hasil alami dari proses akuntansi dan perlakuan
retrospektif dilarang.
Contoh terkait perubahan estimasi yang
dipengaruhi oleh perubaha prinsip akuntansi berupa perubahan metode penyusutan
(berikut amortisasi dan deplesi). Karena perusahaan mengubah metode penyusutan
betrdasarkan perubahan estimasi laba masa depan aktiva berumur panjang,
tidaklah mungkin memisahkan pengaruh perubahan prinsip akuntansi dari perubahan
estimasi tersebut. Kesimpulannya perusahaan memperhitungkan perubahan metode
penyusutan sebagai perubahan estimasi yang dipengaruhi oleh perubahan prinsip
akuntasi.
PELAPORAN
PERUBAHAN DALAM ENTITAS
Suatu perubahan akuntansi yang terjadi
pada laporan keuangan yang sebenarnya merupakan laporan dari entitas berbeda
harus dilaporkan dengan menyatakan kembali laporan keuangan yang disajikan
selama periode sebelumnya, guna menunjukkan informasi keuangan bagi entitas
pelaporan yang baru selama semua periode.
Contoh perubaahan dalam entitas
pelaporan :
1.
Menyajikan laporan konsolidasi untuk
menggantikan laporan dari kelompok perusahaan individual
2.
Mengubah anak perusahaan tertentu yang
terdiri dari kelompok perusahaan di mana laporan keuangan konsolidasi disajikan
3.
Mengubah perusahaan yang termasuk dalam
laporan keuangan gabungan
4.
Perubahan metode akuntansi biaya,
ekuitas atau konsolidasi untuk anak perusahaan dan investasi. Perubahan dalam
entitas pelapran bukan berasal dari penciptaan, pemutusan, pembelian, disposisi
anak perusahaan atau unti bisnis lainnya.
PELAPORAN
KOREKSI KESALAHAN
Kesalahan tertentu, misalnya
mengkasifikasikan neraca dalam laporan keuangan tidak sesignifikan bagi investor
dibanding kesalahan lain. Kesalahan signifikan akan menyebabkan lebih saji atas
aktiva atau laba. Namun para investor perlu mengetahui potensi pengaruh dari
semua kesalahan. Bahkan mengklasifikasikan yang “tidak berbahaya” dapat
berpengaruh rasio yang penting. Dan juga kesalahan tertentu dapat menandakan
kelemahan dalam kendali internal yang dapat memicu kesalahan lain yang lebih
signifikan.
Berikut ini adalah contoh-contoh dari
kesalahan akuntansi :
1.
Perubahan dari prinsip akuntansi yang
tidaka berlaku umum ke prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dasar pemikiran
dari hal ini adalah bahwa periode sebelumnya telah disajikan secara tidak
benar. Contoh, perubahan dari akuntansi dasar kas atau pajak ke penghasilan
dasar akrual
2.
Kesalahan matematis yang diakibatkan
oleh penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya. Contoh, penjumlahan kartu
perhitungan persediaan yang salah dalam menentukan nilai persediaan
3.
Perubahan estimasi yang terjadi karena
estimasi-estimasi itu tidak dibuat dengan jujur. Contoh, penggunaan tariff
penyusutan yang secara jelas tidak realistis
4.
Kelalaian, seperti kegagalan untuk
megakrualkan atau menangguhkan beban atau pendapatanntertentu di akhir periode
5.
Penggunaan fakta yang tidak benar,
seperti kegagalan untuk menggunakan nilai sisa dalam menghitung dasar
penyusutan untuk pendekatan garis lurus
6.
Klasifikasi biaya yang tidak tepat
sebagai beban dan bukan sebagai aktiva serta sebaliknya.
Laporan
Periode Tunggal
Neraca tahun bersangkutan atau tahun
berjalan tidak akan menyatakan kewajiban pajak yang ditangguhkan terkait
bangunan dan akun Akumulasi Penyusutan, Bangunan kini dilaporkan ulang dengan
nilai yang lebih besar. Laporan Laba Rugi tidak akan terpengaruh.
Laporan
Komparatif
Jika laporan keuangan komparatif dibuat,
maka penyesuaian harus dilakukan guna mengkoreksi jumlah semua akun yang
terpengaruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan untuk semua periode
pelaporan. Data dari setiap tahun yang telah disajikan harus dinyatakan kembali
sampai benar dan setiap penyesuaian susulan harus ditampilkan sebagai
penyesuaian periode sebelumnya atau laba ditahan selema periode terdahulu
dilaporkan.
IKHTISAR
PERUBAHAN AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN
Perkembangan pedoman
untuk pelaporan perubahan akutansi dan koreksi kesalahan telah membantu memecahkan
beberapa masalah akuntansi yang signifikan dan sudah lama.
Perubahan prinsip akuntansi akan
dianggap tepat hanya apabila perusahaan menunjukkan bahwa prinsip akuntansi
alternative yang berlaku umum yang telah diadopsi lebih disukai daripada
prinsip sebelumnya. Dalam menerapkan pedoman profesi akuntansi, preferensi di
antara prinsip akuntansi harus ditentukan atas dasar apakah prinsip yang baru
dapat mem[erbaiki pelaporan keuangan bukan atas dasar dampak pajak penghasila
semata.
MOTIVASI
UNTUK MENGUBAH METODE AKUNTANSI
Suatu angka laba yang
menguntungkan dapat mempengaruhi investor dan posisi likuiditas yang kuat yang
dapat mempengaruhi kreditor. Akan tetapi, angka laba yang terlalu menguntungkan
dapat member amunisi kepada para negosiator serikat pekerja dan pembuat
kebijakan pemerintah selama membicarakan tawar-menawar. Oleh sebab itu, para
manajer mungkin memiliki motif laba yang berbeda-beda tergantung pada waktu dan
siapa yang ingin mereka pengaruhi.
Penelitian
yang dilakukan telah memberikan masukan tambahan tentang mengapa perusahaan
lebih memilih metode akuntansi tertentu. Beberapa alasannya adalah sebagai
berikut:
1.
Biaya
Politik. Semakin besar perusahaan dan terlihat lebih
bersifat politis, semakin besar para politis serta pembuat peraturan mencurahkan
perhatian kepada perusahaan tersebut.
2.
Struktur
Modal. Sejumkah studi telah mengindikasikan bahwa
struktur modal perusahaan dapat mempengaruhi pemilihan metode akuntansi.
Sebagai contoh, perusahaan dengan rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi
akan sangat tergantung pada perjanjian hutang.
3.
Pembayaran
Bonus. Jika pembayaran bonus dilakukan kepada manajemen
berkaitan dengan laba, maka dapat dikatakan bahwa manajemn akan memilih metode
akuntansi yang memaksimalkan pembayaran bonus mereka
4.
Memperlancar
Laba.
Kenaikan laba yang substansial dapat mengundang perhatian dari para politisi,
pembuat peraturan, dan pesaing. Selain itu kenaikan laba yang besar juga dapat
menciptakan masalah bagi manajemen karena hasil yang sama akan sulit dicapau
pada tahun berikutnya.
ANALISIS
KESALAHAN
Dalam kenyataannya, mendefinisikan
materialitas adalah sulit, dan pengalaman serta pertimbangan harus digunakan
untuk menentukan apakah perlu melakukan penyesuaian atas kesalahan tertentu.
Semua kesalahan yang dibahas dalam bagian ini diasumsikan material dan
membutuhkan penyesuaian.
KESALAHAN-KESALAHAN
DALAM NERACA
Kesalahan-kesalahan ini
hanya akan mempengaruhi penyjian akun aktiva, kewajiba atau ekuitas pemegang
saham. Contohnya adalah klasifikasi piutang jangka pendek sebagai bagian dari
investasi, klasifikasi wesel bayar sebagai hutang usaha dan klasifikasi aktiva
pabrik sebagai persediaan.
Reklasifikasi atas
pos-pos tersebut ke posisi yang benar diperlukan apabila kesalahan ditemukan.
Jika laporan komparatif yang mencakup tahun kesalahan telah dibuat, maka neraca
untuk tahun kesalahan tersebut akan dinyatakan kembali secara benar.
KESALAHAN-KESALAHAN
DALAM LAPORAN LABA-RUGI
Kesalahan-kesalahan ini hanya akan
mempengaruhi penyajian akun-akun nominal dalam laporan laba rugi.
Kesalahan-kesalahan yang melibatkan klasifikasi yang tidak benar atas
pendapatan atau beban, seperti mencatat pendpatan bunga sebagai bagian dari
penjualan, pembelian sebagai beban piutang ragu-ragu dan beban penyusutan
sebagai beban bunga. Kesalahan klasifikasi dalam laporan laba rugi tidak
memiliki pengaru terhadap neraca dan laba bersih.
KESALAHAN
DALAM NERACA DAN LAPORAN LABA RUGI
Kesalahan yang saling menyeimbangkan
adalah kesalahan yang akan dioffset atau dikoreksi selama dua periode. Yang
kedua ada Kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan yaitu kesalahan yang tidak
dioffset dalam periode akuntansi berikutnya. Misalnya, tidak megkapitalisasi
peralatan yang memiliki unur manfaat 5 tahub. Jika kita langsung membebankan
aktiva ini maka beban akan dinyatakan terlalu tinggi dalam periode pertama,
tetapi dinyatakan terlalu rendah pada empat periode berikutnya. Pada akhir
periode kedua, dampak kesalahan itu tidak sepenuhnya dioffset. Laba bersih
dinyatakan dengan benar hanya secara agregat pada akhir tahun ke 5, karena
aktiva telah disusutkan sepenuhnya. Jadi, kesalahan yang tidak saling
menyeimbangkan adalah kesalahan yanh memerlukan lebih dari 2 periode untuk
mngoreksinya.
PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN DENGAN KOREKSI KESALAHAN
Sampai saat ini, pembahasan tentang
analisis kesalahan lebih ditujukan pada identifikasi jenis kesalahan yang
terlibat dan akuntansi untuk mengoreksinya dalam catatan akuntansi. Koreksi
kesalahan harus disajikan pada laporan keuangan komparatif.
Your Affiliate Money Making Machine is waiting -
BalasHapusPlus, making profit with it is as simple as 1 . 2 . 3!
It's super easy how it works...
STEP 1. Tell the system what affiliate products you want to promote
STEP 2. Add some PUSH button traffic (it LITERALLY takes JUST 2 minutes)
STEP 3. Watch the system grow your list and sell your affiliate products all for you!
So, do you want to start making money?
Click here to activate the system
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus